BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya
dunia dari tahun-ketahun mengakibatkan banyak perubahan dalam bidang
pendidikan, akibat adanya sikap serba boleh dan pemenjaan dari orang tua,
banyak anak-anak terjerumus pada pergaulan yang mengabaikan syari'at. Banyak
kaum wanita melupakan fitrohnya sebagai seorang ibu yang berkewajiban mendidik
putra-putrinya.
Sehingga mengakibatkan
dunia anak sia-sia. Pemberian andel yang cukup banyak dalam kesia-siaan trsebut
adalah metode pendidikan barat yang tampaknya telah menjadi kiblat pendidikan
kita. Sebenarnya islam mempunyai metode pendidikan yang sempurna kepada umat
manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini
kami akan sedikit membahas tentang metode-metode pendidikan dalam islam.
Pendidikan menurut plato yaitu, bahwa pendidikan
adalah proses yang dilakukan [1]seumur
hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang lahir hingga kematiannya, yang
membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga negara yang ideal dan
mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar. Bapak Plato pun
menambahkan dalam pengertiannya tentang pendidikan bahwa pendidikan tidak hanya
menyediakan ilmu pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting,
membina tingkah laku dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true
education), akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang
beradab dan memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan mereka
yang berada dalam perlindungannya. Definisi dan pengertian pendidikan inilah
yang menjadi arah yang kemudian dijadikan sebagai dasar dari pengertian
pendidikan lainnya khususnya di negeri barat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian
metode ?
2. Apakah sumber metode
pendidikan ?
3. Bagaimanakah metode
dalam pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
Metode berasal dari dua
perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan
Sementara itu,
pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk
mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah
proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai
Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk
lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan
Al Hadits. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam
adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan
Islam
Dalam penggunaan metode
pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaiman seseorag pendidik dapat
memahami hakikat metode dalam relevansinya denagn tujuan utama pendidikan Islam
yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi
kepada Allah swt. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil
belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan
menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan
ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta
didik secara mantab. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan
Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta
didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam
kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu,
dalam uaraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah
memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara
pendidik dan peserta didik.[2]
Tugas utama metode
pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan
paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar
siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan,
serta meningkatkan ketrampilan olah piker
B. Sumber Metode Pendidikan
Metode pendidikan Islam dalam
penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya
berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Oleh karena itu untuk mendalaminya,
kita perlu mengungkapkan implikasin-implikasi metode kependidikan dalam kitab
suci Al Qur’an dan Al Hadits tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Gaya bahasa dan ungkapan yang terdapat dalam
firman-firman Allah dalam al Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Allah itu
mengandung nilai-nilai9 metode yang mempunyai corak dan ragam sesuai tempat dan
waktu serta sasaran yang dihadapi. Namun yang sangat esensial adalah bahwa
firman-firman-Nya itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan secara metode,
dan disesuaikan dengan kecenderuangan / kemampuan kejiwaan manusia yang hidup
dala situai dan kondisi tertentu yang berbeda-beda.
2.
Dalam memberiaka perintah dan larangan Allah
senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hamba-Nya, sehingga
taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam tugas yang sama. Perbedaan
kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan tanggung jawab mengharuskan
sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat Maha Pendidik. Dengan
demikian perbedaan-perbedaan individual anak didik, bila dilihat
dari segi metode kandungan Al Qur’an diakui dan dihormati, sehingga
heteroginitas itu diwujudkan dalam pembidangan ilmu dan ketrampilan serta
kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan, maka bagi dinamika perkembangan umat manusia itu
sendiri.
3.
Sistem pendekatan metode yang dinyatakan Al-Qur’an
adalah bersifat multi apprpach yang meliputi antara lain
:
a.
Pendekatan religius yang menitik beratkan kepada
pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat
keagamaan.
b.
Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia
adalah makhluk rasional atau homo rationale, sehingga segala
sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan
berfikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c. Pendekatan sosio
kultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan
sehingga dipandang sebagai homo sosius dan domo sapiens dalam kehidupan
bermasyarakat dan berkebudayaan.
Dengan demikian
pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangannya sangat besar artinya bagi proses
pendidikan individualnya.
c.
Pendekatan scientific yang titik
beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif),
berkemauan dan merasa (emosional atau effektif).
Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-sintetis dan refleksi
dalam berfikir.
C. Metode Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode pandidikan Islam
sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka
sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat
membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan
Islam. Selain itu, metode pendidikan islam akan mampu menempatkan manusia
diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada
penghuni bumi lainnya.
Metode yang dianggap
penting dan paling menonjol adalah :
1. Metode dialog Qur’ani dan Nabawi
Adalah pendidikan dengan cara berdiskusi
sebagaimana yang digunakan oleh Al Qur’an dan hadits-hadits nabi. Metode ini,
disebut pula metode khiwaryang meliputi dialog khitabi dan ta’abudi (bertanya
dan lalu menjawab) dialog deskriftif dan dialog naratif (menggmbarkan dan lalu
mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan), dan
dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). untuk yang terkhir
ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya
sesuatu kepada Rosulullah.
Dialog qur’ani merupakan jembatan yang
dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan orang lain sehingga mempunyai
dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yakni :
Permasalahan yang
disajikan secara dinamis.
Peserta dialog tertarik
untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu.
Dapat membangkitkan
perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa.
Topik pembicaraan yang
disajikan secara realistis dan manusiawi.
Dapat dirumuskan bahwa dialog
qur’ani-nabawi adalah metode pendidikan Islam yang sangat efektif dalam upaya
menanamkan iman pada diri seseorang, sehingga sikap dan perilakunya
senantiasa terkontrol dengan baik.
2. Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah disebut juga metode cerita
yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa, baik lisan maupun tertulis
dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah islam, yakin Al-qur’an dan
Hadits.[3]
.
Dalam Al-qur’an dijumpai banyak kisah,
terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau.muhammad
Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam Al-qur’an dikategorikan
kedalam tiga bagian : pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh dan
gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan
tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian.ketiga, kisah dalam bentuk
dialog yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan diman tempat kejadiannya.
Pentingnya metode kisah diterapkan
dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan
psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan
kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk
menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan). Kisah-kisah
dalam Al-qur’an dan Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran
terutama kepada orang-orang ayang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara
cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini
sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi
dan instruksi yang amat bernilai, dan seoarang pendidik harus dapat
memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian
esensial pendidikan Qur’ani dan Nabawi.[4]
3.
Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni
cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu
konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi
edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Dampak edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
Memberikan kemudahan
dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu
mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
Mempengaruhi emosi yang
sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan
ketuhanan.
Membina akal untuk
terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan premis-premis.
Mampu mencipatan
motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.
4.
Metode
Keteladanan
Metode ini, disebut juga metode
meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata
teladan diproyeksikan dengan katauswah yang kemudian diberikan
sifat dibelakangnya seperti sifat hasanahyang berarti teladan yang
baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan
cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar
ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk
menciptakan akhlak al-mahmudah kepada peserta
didik. Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah adalah
Rosulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi
umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan
menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif, seorang pendidik sama
sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara
yang merusak fitrohnya. Nilai edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah
metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalammempersiapkan
danmembentuk moral spriritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua
macam :
Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si
terdidik.
Berperilaku
sesuaidengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa
sengaja menjadi teladan bagi terdidik.
5.
Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode
“nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam
pembentukan mana anak didik terhadap hakekat sesuatu,serta memotivasinya untuk
bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam.
Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar
peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka
seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya.
Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada
umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi
tertentu.
6.
Metode pengajaran berprogram
Kemajuan
besar – besaran pengajaran pada zaman modern ini telah berhasil menemukan
berbagai metode mengajar yang tampaknya mendasarkan diri daripada jasa – jasa
skinner dan kawan – kawannya. Oleh karena itu semua metode mengajar
berorientasi pada metode pengajaran berprogram, kemudian yang jadi pertanyaan,
apakah pengajaran berprogram itu ?
Secara
singkst metode pengajaran berprogram ialah metode pengajaran dan langkah – mengajar murid. Hal ini amat nyata pada
pengajaran mesin, dan pada pengajaran modul tertulis.
Tetapi
metode pengajaran berprogram bukanlah segala – galanya bagi proses pendidikan.
Ada kelemahanya. Kelemahanya ialah karena mesin itu bukan manusia atau
guru. Dan yang mungkin digunaka adalah
prinsip – prinsip pengajaran berprogram itu. Prinsip – prinsip itu mungkin
dapat diterapkan dalam hal yang biasa kita pakai. Penerapan itu antara lain
dalam bentuk penganalisisan tujuan secara tajam sampai menjadi pola – pola
tingkah laku yang paling khusus dan paling operasional, lalu diikuti dengan
penyusunan langkah – langkah pengajaran yang disusun dengan prinsip – prinsip
dan motivasi.[5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Pengertian Metode
Metode berasal dari dua perkataan
yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Sedangkan pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam
membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai
Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk
lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan
Al Hadits.
2. Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam
penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya
berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Metode Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian
anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan
puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk
ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
An Nahlawi,
Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta
:
Gema Insani. 1995.
Armai, Arief. Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press,
2002.
Mujib, Abdullah. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset. 2008
.
Ubhiyati, Nur. Ilmu
Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997.
No comments:
Post a Comment