Saturday, May 21, 2016

Makalah Psikologi Pendidikan tentang Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi Hasil Belajar



I.              PENDAHULUAN
Pada pembahasan makalah sebelumnya telah dijelaskan bahwa belajar  adalah  serangkaian kagiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan ligkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan  psikomotor. Perubahan yang terjadi tersebut sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari poses belajar.
Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui poses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam, faktor dari luar maupun faktor pedekatan belajar yang digunakan. Pada pembahasan makalah kali ini, kami akan memaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, agar para pendidik dapat mengoptimalkan kinerjanya untuk menghasilkan output yang berkualitas.
II.           RUMUSAN MASALAH
A.    Apa saja faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar?
B.     Apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar?
C.     Apa saja faktor pendekatan belajar yang mempengaruhi hasil belajar?
III.        PEMBAHASAN
A.    Faktor Intenal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri memiliki dua aspek, yakni: aspek fisiologis (keadaan/kondisi jasmani) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah).
1.      Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis yang mempengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu:
a)      Keadaan tonus (tegangan otot) jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani berpengaruh pada kesiapan dan aktivitas belajar. Orang yang keadaan jasmaniahnya segar akan siap dan aktif dalam belajarnya, sebaliknya orang yang keadaan jasmaniahnya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan untuk menyiapkan diri dan melakukan aktivitas untuk belajar. Keadaan tonus jasmani ini sangat bekaitan dengan asupan nutrisi yang diteima dan penyakit konis yang diderita. Kekurangan nutrisi akan menimbulkan kelesuan lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebaganya, sehingga beakibat pada ketidaksiapan dan kelesuan belajar. Adanya penyakit kronis yang diderita oleh seseorang juga akan sangat mengganggu aktivitas belajar.[1]
Untuk mempertahankan tonus jasmaniah agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengatur pola makan dan memilih pola istirahat yang sehat. Hal ini menjadi sangat penting sebab perubahan pola makan, minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang berbeda pula dan ini juga sangat berpengaruh bagi semangat siswa itu sendiri.[2]
b)      Keadaan fungsi-fugsi fisiologis tertentu. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu, terutama kesehatan pancaindra akan mempengaruhi belajar. Pancaindra merupakan alat untuk belajar. Karenanya, berfungsinya indra dengan baik meupakan syarat untuk dapatnya belajar itu berlagsung dengan baik. Indra yang terpenting dalam hal ini adalah mata dan telinga karena kedua indra inilah yang merupaka pintu gerbang masuknya berbagai informasi yang diperlukan dalam poses belajar.[3]
Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah  mata dan telinga, sebagai seorang guru yang pofesional alangkah lebih baiknya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi kekurangsempurnaan penglihatan maupun pendengaran siswa tetentu adalah dengan menempatkan mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana.[4] 
2.      Aspek Psikologis
Aspek Psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain mencakup:
a)      Minat, adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan mendorog seseorang untuk meraih tujuan yang diiginkan, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang diamati.
b)      Motivasi, motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajar yang dicapainya. Bahkan dua orang yang sama-sama menunjukkan perilaku belajar yang sama, namun memiliki motivasi belajar yang berbeda akan mendapat hasil belajar yang relatif berbeda. Maslow (dalam Frandsen, 1961) mengemukakan motif-motif belajar itu ialah:
Ø  Adanya kebutuhan fisik
Ø  Adanya kebutuhn akan rasa aman
Ø  Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dari orang lain
Ø  Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan
Ø  Adanya kebutuhan untuk aktualisasi diri
c)      Inteligensi (kecerdasan), merupakan modal utama dalam melakukan aktivitas belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Oang berinteligensi rendah tidak akan mungkin mencapai hasil belajar yang melebihi orang yang berilteligensi tinggi.
d)     Memori, kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
e)      Emosi, penelitian tentang otak menunjukkan bahwa emosi yang positif akan sagat membantu kerja saraf otak untuk “merekatkan” apa yang dipelajari ke dalam memori (Goleman, 1995, LeDoux, 1993, MacLean, 1990).[5]
f)       Bakat, disamping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat mempebesar kemungkinan berhasilnya belajar.[6]  
B.     Faktor Eksternal Siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkunga sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
1.      Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah seperti orang tua, para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat mempengauhi semangat belajar seorang siswa.[7]
a)      Orang tua, diakui bahwa orang tua sangat berperan tenting dalam belajar anak. Pola asuh orang tua, fasilitas belajar yang disediakan, perhatian, dan motivasi merupakan dukungan belajar yang harus diberikan orang tua untuk kesuksesan belajar anak.
b)      Guru, terutama kompetensi pribadi dan profesional guru sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar yang dicapai anak didik.
c)      Teman-teman atau orang-orang di sekitar lingkungan belajar, kehadiran orang lain secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh buruk atau baik pada belajar seesorang.
2.      Lingkungan Non-sosial
Faktor-faktor non-sosial yang mempengaruhi belajar merupakan faktor-faktor luar yang bukan faktor manusia yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, diantaranya:
a)      Keadaan udara, suhu, dan cuaca. Keadaan udara dan suhu yang terlalu panas dapat membuat seseorang tidak nyaman belajar sehingga juga tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
b)      Waktu (pagi, siang, atau malam). Sebagian besar orang lebih mudah memahami pelajaran di waktu pagi hari dibandingkan pada waktu siang atau sore hari.
c)      Tempat (letak dan pergedungannya). Seseorang biasanya sulit belajar di tempat yang ramai dan bising.
d)     Alat-alat atau perlegkapan belajar. Dalam pelajaran tertentu yang memerlukan alat, belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika tanpa alat tersebut.[8]
C.     Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan secara panjang lebar pada subbab sebelumnya, dapat dipahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Stategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).
Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan poses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pedekatan belajar surface atau repoductive.[9]
Siswa yang menggunakan pendekatan surface, ia mau belajar karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang mengakibkan ia malu. Oleh karena itu, gaya belajarnya santai, asal hapal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. Sebaliknya, siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena memang ia tertarik dan merasa membutuhkannya. Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan beusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Sementara itu, siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi dengan ambisi yang kuat, oleh karena itu gaya belajar siswa ini lebih serius daripada siswa-siswa yang lain.[10]
Dari uraian di atas, tampak bahwa sesungguhnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu bayak dan bermacam-macam. Sehingga manakala kita menemukan hasil belajar peseta didik yang tidak sesuai ndengan harapan, kita tidak boleh serta merta menyalahkan bahwa hanya inteligensi atau kecerdasan mereka saja sebagai penyebabnya. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh para pendidik dan kalau mungkin harus dikondisikan sedemikian rupa guna mempeoleh hasil belajar yang betul-betul maksimal.[11]
IV.        KESIMPULAN
Faktor yang mempengauhi hasil belajar secara umum ada tiga macam, yaitu: faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) itu terdapat dua aspek didalamnya, yaitu aspek fisiologis yang meupakan kondisi fisik tubuh dan aspek psikologis seperti minat, motivasi, memori, inteligensi, dan emosi. Faktor ekstenal (faktor dari luar diri siswa) itu terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial seperti orang tua, guru, maupun teman-teman dan lingkungan non-sosial yag termasuk di dalamnya unsur-unsur bumi, sepeti udara, suhu, cuaca, tempat belajar, dan sebagainya. Dan faktor yang terakhir yaitu, pendekatan belajar yang digunakan oleh siswa itu sendiri, hal ini membuktikan bahwa metode dalam kegiatan belajar mengajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


V.           PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga dapat memberika manfaat untuk pembaca da pemakalah. Kami menyadari penyusunan makalah ini masih juga tedapat kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Terimakasih.
 



[1] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 58-59
[2] Muhibbin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 131
[3] Nyayu Khodijah,..., hlm. 59
[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan degan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 130
[5] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,..., hlm. 59-60
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 196
[7] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan degan Pendekatan Baru,..., hlm. 135
[8] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,..., hlm. 60-61
[9] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan degan Pendekatan Baru,..., hlm. 136
[10] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan degan Pendekatan Baru,..., hlm. 126-127
[11] Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,..., hlm. 61

No comments:

Post a Comment