BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-qur’an datang dengan membawa dimensi-dimensi baru dalam studi tentang
agama, serta mengajak manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah yang Mahapencipta.
Melalui perhatian yang mendalam terhadap ayat-ayat kauniyah manusia akan
merasakan kekuatan hakiki alam semesta yang terkandung dalam al-Qur’an. Manusia
dapa melakukan penelitian dan observasi terhadap fenomena alam semesta kemudian
dilanjutkan melakukan refleksi yang mendalam mengenai rahasia dan keajaibanNya.
Alqur’an telah memberikan motivasi bagi pengembangan pengetahuan umat
Islam. Kemudian seandainya nanti ditemukan kecocokan kandungan ayat al-Qur’an
dengan hasil observasi yang dilakukan oleh scientis, maka hal itu harus dipahami
sebagai kemukjizatan al-Qur’an (i’jaz ‘ilmy). Termasuk ayat kauniyah
yang berbicara mengenai matahari.
Seperti yang telah diketahui, matahari mempunyai peran sangat penting dalam
sistem tata surya. Selain sebagai pusat peredaran benda-benda langit, ia
berfungsi sebagai kontrol stabilitas peredaran Bumi yang berarti juga
mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya.
Banyak manfaat yang telah diambil Bumi untuk keberlangsungan makhluk hidup di
dalamnya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami himpun dalam makalah ini adalah : Bagaimana ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang matahari?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Matahari
Matahari merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang
ada dibumi, baik berupa manusia hewan, maupun tumbuh tumbuhan. Panas matahari
yang dipancarkan ke segala arah penjuru bumi baik langsung maupun tidak
langsung maupun tidak langsung merupakan penyebab semua kehidupan di atas bumi.
Matahari sebagai benda angkasa yang mempunyai garis tengah
1.391.000 km merupakan bola api yang terus menerus berpijar dengan suhu 60000
C, bahkan di bagian dalamnya mencapai 5.000.0000 C ini disebabkan oleh adanya peluruhan zat
kimia yang dikandungnya. Matahari merupakan pusat tata surya, dimana semua
benda angkasa berputar mengelilinginya. Perputaran itu terjadi karena adanya
daya tarik antara benda benda angkasa tersebut satu sama lain. Adanya daya
tarik antara dua benda tersebut tidak mengakibatkan terjadinya benturan satu
sama lain, bahkan sebaliknya mengakibatkan terjadinya keseimbangan di antara
benda benda tersebut.[1]
Terdapat lidah api yang menjulur dari permukaan matahari. Api itu
menjulur sampai pada ketinggian 500 ribu kilometer dan terus menerus
memuntahkan energy 168.400 tenaga kuda permeter persegi. Dari energy sebesar
itu, hanya satu per dua juta saja yang sampai ke bumi. Matahari hanya sebuah
bintang kecil. Ia tak termasuk kategori bintang besar.[2]
2.
Term matahari
وَالضُّحَىٰ
Demi waktu matahari sepenggalahan naik.(Q.S Ad Dhuha : 1)
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (Q.S As syams
: 1)
أَوَأَمِنَ
أَهْلُ الْقُرَىٰ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain? (Q.S
Al A’raf: 98)
Ayat ini dijelaskan oleh M. Quraish Shihab dalam
bukunya Al Lubab, bahwa yang dimaksud Cahaya yang naik sepenggalah, adalah yang
cahayanya ketika itu memancar menerangi seluruh penjuru tetapi dalam saat yang
sama ia tidak terlalu terik, sehingga tidak mengakibatkan gangguan sedikitpun,
bahkan panasnya memberikan kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan.[3]
وَجَعَلْنَا
سِرَاجًا وَهَّاجًا
dan Kami jadikan pelita yang amat terang
(matahari). (Q.S An Naba : 13)
Ketika membicarakan matahari, Al Qur’an
mendiskripsikannya sebagai “siraj” (pelita). Sesuatu tidak dikatakan pelita kecuali ia memiliki panas dan bisa
menyinari. Dua sifat ini sesuai dengan matahari yang bisa memancarkan panas dan
cahaya ke bumi.[4]
3. Orbit matahari
Mengenai rotasi matahari, para ahli sepakat bahwa matahari berputar
pada sumbunya atau porosnya. Ini disebabkan oleh karena besar massa yang
dikandung di dalam matahari. Meskipun peristiwa yang kita lihat sehari hari
seperti matahari mengelilingi bumi, tetapi pada prinsipnya bumilah yang
berputar mengelilingi matahari dan bumi juga berputar pada sumbunya.
وَالشَّمْسُ
تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S Yasin: 38)
Informasi yang diberikan oleh ayat ini sesuai dengan teori ilmu
pengetahuan modern yang menyatakan bahwa matahari itu berputar pada sumbunya
sendiri. Rotasi matahari itu disebabkan adanya gaya gravitasi yang disebut gaya
centrifugal. Sehingga ia tidak jatuh ke pusat galaksi kabut susu yang mempunyai
gaya centripetal. Gaya gravitasi matahari itu juga berfungsi menahan Sembilan
planet yang menjadi anggotanya. Sehingga mereka berevolusi mengelilingi
matahari tersebut.[5]
Sedangkan rotasi bumi pada porosnya menyebabkan pergantian malam
dan siang. Kalau saja tidak ada rotasi tersebut, tidak aka nada malam ataupun
siang. Pada separuh bagian bumi yang menghadap matahari terdapat cahaya siang,
sementara pada separuh yang lain terdapat malam dan kegelapan.[6]
وَسَخَّرَ
لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ
Dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar
(dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (Q.S Ibrahim :
33)
Kemudian
ada pula fenomena yang terjadi setiap hari yang sudah dikenal sejak
diciptakannya matahari dan bumi adalah fenomena terbit dan tenggelam:
رَبُّ
الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ
Tuhan
yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua
tempat terbenamnya (Q.S Ar rahman :17)
Adapun
dua tempat terbit dan dua tempat terbenamnya ditafsirkan oleh sebagian mufassir
sebagai tempat terbit dan terbenam matahari pada musim dingin dan panas. Bumi,
sebagaimana kita tahu menyelesaikan satu siklus revolusinya terhadap matahari selama
364,25 hari. Dari situlah terjadi perbedaan tempat dan waktu terbit dan
terbenam matahari dalam siklus tahunan.
Pada masa
sahabat, mereka hanya tahu bahwa matahari terbit dari sisi sebuah bukit dan
terbenam dari sisi lain. Namun sains modern kemudian membuktikan bahwa setiap
negeri memiliki tempat terbit dan terbenamnya sendiri sendiri. Matahari
misalnya, didaerah kita terbit dari sisi bukit. Lalu, setelah beberapa menit,
matahari terbit dari negeri yang lain. Begitulah seterusnya. Begitu pula yang terjadi
dengan fenomena terbenam.
Semua ini
menunjukkan bahwa matahari mempunyai tempat tempat terbit dan terbenam. Hal
inilah yang menjadikan azan shalat di kumandangkan terus menerus di bumi
sepanjang siang dan malam selama 24 jam. Azan berpindah dari satu negeri ke
negeri lainnya karena bumi berputar pada porosnya selama 24 jam sekali.[7]
Matahari yang senantiasa menjaga keseimbangan secara sempurna antara
daya gravitasi yang menarik unsur unsur penyusunannya ke pusat dan daya dorong
ke luar yang menghasilkan lidah api sebagai akibat dari meningkatnya suhu panas
di pusat matahari.
Matahari senantiasa menjaga eksistensinya sebagai gas pijar yang bisa
menyala dengan sendirinya. Jika saja terjadi suatu perubahan sedikit saja pada
ukuran matahari, niscaya matahari sudah meledak. Hal ini semakin menegaskan
adanya keseimbangan yang sangat sempurna yang diciptakan oleh Allah untuk
matahari.
Matahari juga beredar dengan kecepatan terntentu untuk jangka waktu
tertentu. Dan ia akan berhenti beredar pada suatu tempat tertentu dan pada
waktu tertentu pula. Hal ini sebagaimana di jelaskan oleh firmanNya:
للَّهُ
الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ اسْتَوَىٰ
عَلَى الْعَرْشِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ
مُسَمًّى ۚ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ
رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Allah-lah
Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
(Q.S Ar Ra’d : 2)
Jika kekuatan di dalam inti matahari melemah, kulit permukaan matahari, kulit
permukaan matahari tidak akan mampu menyandarkan dirinya pada apapun. Tubuh
matahari akan berantakan dalam suatu proses yang dinamakan pengerutan (takwir):
إِذَا
الشَّمْسُ كُوِّرَتْ
Apabila
matahari digulung
Hal itu disebabkan oleh tarik menarik gravitasi di antara bagian bagian
dari matahari itu sendiri, suatu hal yang menyebabkan matahari menyusut dan
mengerut dengan sangat cepat dan tiba tiba. Maka meleburlah materi materi dalam
matahari, bagian bagiannya saling memasuki, dan atom atom di dalam matahari
berdempetan satu sama lainya.[8]
Matahari dan bulan beredar sampai akhir masanya, yang ditandai dengan
hari kiamat. Ketentuan batas waktu tersebut merupakan suatu bentuk penguasan
Allah terhadap keduanya.[9]
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ{7} وَخَسَفَ الْقَمَرُ{8} وَجُمِعَ
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ {9} يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ{10}
كَلَّا لَا وَزَرَ{11} إِلَىٰ رَبِّكَ
يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ{12}
)7)Maka
apabila mata terbelalak (ketakutan),)8(dan
apabila bulan telah hilang cahayanya,)9(dan
matahari dan bulan dikumpulkan,)10(pada hari
itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?”)11(sekali-kali
tidak! Tidak ada tempat berlindung! (12)Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat
kembali. )Q.S Al Qiyamah : 7-12)
4. Larangan Menyembah
Matahari
وَمِنْ
آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا
لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ
كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang
menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. (Q.S Fushilat 37)
Allah swt. Berfirman mengingatkan hamba-hambanya atas kekuasaan besarnya
dengan menunjuk kepada penciptaan malam dan siang, malam dengan gelapnya dan
siang dengan terangnya yang datang silih berganti tiada jemu-jemunya,
penciptaan matahari dan bulan yang beredar dalam orbitnya secara teratur dan
oleh Allah manusia diingatkan bahwa kedua benda itu adalah juga makhluk Allah
yang tidak patut
disembah. Dan jika hamba-hambanya dimuka bumi yang enggan sujud kepada-Nya,
maka para malaikat yang berada disisi-Nya siang dan malam bertasbih dan
bertahmid serta bersujud kepada-Nya tiada jemu-jemunya.[10]
Kemudian Allah juga berfirman dalam surat Fatir ayat 13:
يُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ
الْمُلْكُ ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam
dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai
apa-apa walaupun setipis kulit ari.
5. Manfaat
matahari
1). Untuk perhitungan
فَالِقُ
الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ
ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S
Al An’am :
96)
هُوَ
الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ
لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا
بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S Yunus : 5)
2). Matahari itu saling bertarikan dengan bumi
kita diami, hal itu menyebabkan planet ini senantiasa mengorbit keliling bola
api itu. Selanjutnya orbit itu menjamin ketentraman wujud bumi hingga tidak
melayang jauh mengembara di angkasa luas.[11] Seandainya tidak ada tarikan matahari terhadap bumi, tentu bumi sudah keluar
dari orbitnya yang melingkari matahari dan ia terdorong menuju angkasa raya
yang tidak karuan gelap, dan beku.[12]
خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ
وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ
كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Q.S Az zumar
: 5)
3). Matahari senantiasa mengirim panas ke
permukaan bumi hingga dengan itu berlangsung kehidupan yang berkelanjutan.
Dengan rotasi, bumi menghadapkan pemukaannya bergiliran terhadap matahari maka
dengan itu terjadilah pergantian malam dan siang, dan dengan itu juga
terdapatlah gerak udara dan awan yang membawa hujan.[13]
Mana yang menghadap matahari menjadi terang (siang) dan mana yang
membelakang matahari menjadi gelap gulita (malam). Karena peredaran bumi
keliling matahari, terjadilah musim dingin dan musim panas, kecuali di daerah
khatulistiwa. Terjadinya musim dingin karena malam lebih lama dari siang dan
begitu sebaliknya. Semua itu berjalan dengan tetap dan serba teratur, menjadi
bukti bahwa Allah pencipta alam ini Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.[14]
إِنَّ فِي
اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang
diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S Yunus : 6)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Matahari
yang merupakan
sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada dibumi, baik berupa manusia
hewan, maupun tumbuh tumbuhan. Panas matahari yang dipancarkan ke segala arah
penjuru bumi baik langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung
merupakan penyebab semua kehidupan di atas bumi.
Ketika
membicarakan matahari, Al Qur’an mendiskripsikannya sebagai “siraj” (pelita). Sesuatu tidak dikatakan pelita kecuali ia me miliki panas dan
bisa menyinari. Dua sifat ini sesuai dengan matahari yang bisa memancarkan
panas dan cahaya ke bumi.
Adanya
matahari bumi yang kita diami menjadi lebih indah karena cahayanya. Hidup
menjadi lebih seimbang dengan adanya perhitungan jam, hari, minggu, bulan, dan
tahun. Bukan hanya untuk manusia, namun manfaat matahari juga di rasakan oleh
tumbuhan dan hewan.
Matahari
yang mempunyai begitu banyak manfaat dan diciptakan dengan sangat detail dan
sempurna membuat sebagian orang terlena dan memuja matahari. Sedangkan mereka
tak sadar bahwa matahari sendiri di ciptakan oleh Sang Maha Sempurna Allah SWT
yang juga menciptakan manusia. Matahari adalah contoh kecil dari salah satu
tanda Keagungan dan KebesaranNya. Sesungguhnya Maha Besar Allah dengan segala
penciptaanNya.
B.
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini yang dapat penulis hadirkan. Semoga makalah ini dapat bermanfa’at
dan menambah pengetahuan penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.
Kami
menyadari ketidak sempurnaan dan banyaknya kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat di harapkan untuk perbaikan
makalah ini.
DAFTAR ISI
Hs., Fachruddin, Ensiklopedia Al Qur’an Jilid 2, Jakarta: Pt
Rineka Cipta.
Ichwan, Mohammad Nor, Tafsir ‘Ilmiy Memahami Al Qur’an Melalui
Pendekatan Sains Modern, Jogjakarta: Menara Kudus Jogja, 2004.
Katsir, Ibnu, Tafsir Ibnu Katsir, Terj. H. Salim
Bahreisy dan H.
Said Bahreisy, Surabaya: Bina Ilmu, 1992.
Quraish, Shihab, M., Al Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran Dari Surah Surah Al Qur’an, Tangerang : Lentera Hati, 2012.
Syamsu, Nazwar, Al Qur’an Dasar Tanya Jawab
Ilmiah, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1980.
Tharayyarah, Nadiah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman
Allah, Terj. M.
Zaenal Arifin Dkk, Jakarta : Zaman, 2013.
[1] Mohammad Nor Ichwan, Tafsir ‘Ilmiy Memahami Al Qur’an Melalui
Pendekatan Sains Modern, (Jogjakarta: Menara Kudus Jogja,2004), Hal 211
[2] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 408
[3] M. Quraish Shihab, AL
LUBAB Makna, Tujuan, Dan Pelajaran Dari Surah Surah Al Qur’an, (Tangerang :
Lentera Hati, 2012), Hal 666
[4] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 410
[5] Mohammad Nor Ichwan, Tafsir ‘Ilmiy Memahami Al Qur’an Melalui
Pendekatan Sains Modern, (Jogjakarta: Menara Kudus Jogja,2004), Hal 211
[6] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 424
[7] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 423
[8] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 149
[9] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 417
[10] Ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir,
Terj. H. Salim Bahreisy Dan H. Said Bahreisy, (Surabaya: Bina Ilmu,
1992), Hal 163
[12] Nadiah Tharayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an : Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, terj. M. Zaenal Arifin Dkk, (Jakarta : Zaman,
2013), Hal 415
No comments:
Post a Comment