BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dirosah islamiyah
atau “Studi ke-Islaman” (di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies),
secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama islam. Dengan kata lain “usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk
atau hal-hal yangberhubungan dengan agama islam, baik ajaran-ajarannya,
sejarahnya maupun praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari sepanjang sejarahnya”.[1]
Dalam proses
pendidikan islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk
mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan
atau materi pelajaran kepada peserta didik yang dianggap lebih signifikan
dibanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakan bahwa ‘al-Thariqat
Ahamm Min al-Maddah’ (metode jauh lebih penting dibaning materi), adalah
sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh
peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak
terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan
cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh
peserta didik. Oleh karena itu, penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi
pencapaiaan keberhasilan dalam proses belajar-mengajar. Metode yang tidak tepat
akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.[2]
Metodologi
adalah suatu ilmu yang sangat berpengaruh dalam seluruh ilmu pengetahuan.
Karena dengan metodologi yang baik dan menarik akan sangat berpengaruh dalam
sebuah pemahaman suatu ilmu pengetahuan, termasuk “Studi Islam”. Begitu pula
sebaliknya, metodologi yang kurang baik dan juga kurang menarik akan
menyulitkan serta menyusahkan dalam memahami suatu ilmu pengetahuan. Karena
itulah, kita akan membahas metodologi Studi Islam, di dalam makalah yang sangat
sederhana ini.
B. Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang beberapa hal sebagai
berikut :
1.
Apa pengertian
metodologi studi islam ?
2.
Apa saja ruang
lingkup metodologi studi islam ?
3.
Bagaimana pendekatan
dan metode studi islam ?
4.
Apa kegunaan
metodologi studi islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi Studi Islam
Metodologi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata : “metodos”
berarti “cara atau jalan”, dan “logos” berarti “ilmu”. Metologi berarti ilmu
tentang cara atau jalan. Untuk memahami kata metodologi, terlebih dahulu kita harus
memahami kata metode. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
“Metode” adaah “Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.”[3]
Berdasarkan
asal kata metodologi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, metodologi
adalah ilmu tentang cara atau jalan
untuk sampai kepada tujuan. Pendapat Asmuni Syukir, menjelaskan metodologi
adalah “ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.”
Pengertian
studi islam secara umum adalah usaha yang sistematis dalam membentuk
manusia-manusia yang bersikap, berfikir dan bertindak sesuai dengan ketentuan
yang digariskan oleh agama islam. Menurut H. M. Arifin, studi islam adalah suatu
sitem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
hamba Allah.
Pengertian
metodologi studi islam, menurut M. Zein adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
yang membahas cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan sesuai dengan
yang dikehendaki. Pendapat lain, menurut Zuhairini dan kawan-kawan, studi islam
adalah segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan agama,
melalui berbagai aktifias baik di dalam maupun di luar lingkungan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa metodologi studi islam ialah jalan yang dapat
ditempuh untuk memudahkan pendidik dalam membentuk pribadi muslim yang
berkepribadian islam dan sesuai dengan ketentuan yang digariskan oleh Al-Qur’an
dan hadis.[4]
B. Ruang Lingkup Metodologi Studi
Islam
Untuk lebih
mudah dalam memahami mtodologi pendidikan islam, perlu kita memahami ruang
lingkup dari metodologi tersebut. Menurut Abu Ahmadi, dalam bukunya “Didaktik
dan Metodik” mengatakan, bahwa ruang lingkup pendidikan islam pada dasarnya
mengacu kepada lima hal seperti di bawah ini :
1.
Perencanaan
Perncanaan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan sesuatu.
2.
Bahan
pembelajaran
Bahan
disebut juga dengan materi, maksudnya ialah sesuatu yang diberikan kepada siswa
pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM).
3.
Strategi
pembelajaran
Strategi
berarti “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau
tujuan tertentu”. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah taktik yang
digunakan dalam melaksanakan/praktek mengajar di kelas.
4.
Media
pembelajaran
Media
disebut juga sebagai alat. Yaitu sarana yang dapat membantu PBM atau menetapkan
alat penilaian yang paling tepat untuk menilai sasaran tersebut.
5.
Evaluasi
Evaluasi atau
penilaian pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu.[5]
C. Pendekatan dan Metode Studi Islam
Untuk memahami
sebuah studi, diperlukan sebuah pendekatan-pendekatan. Maka studi islam
menggunakan cara pendekatan yang sekiranya relevan, yang lebih bersifat multidisiplin,
yaitu pendekatan kesejarahan, kefilsafatan, dan pedekatan ilmiah. Ditambah,
pendekatan doktriner yang bersifat konvensional.
Pertama, pendekatan
kesejarahan atau historis. Maksudnya adalah meinjau suatu
permasalahan dari sudut tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta
menganaisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah.
Kedua, pendekatan
kefilsafatan. Maksudnya adalah melihat suatu permasalahan dari tinjauan
filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan suatu masalah menggunakan
metode analisis filsafat.
Ketiga, pendekatan
ilmiah. Maksudnya adalah meninjau dan menganalisis suatu permasalahan atau
obyek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya.
Dan keempat, pendekatan
doktriner atau pendekatan studi islam secara konvensional merupakan
pendekatan studi islam yang berlangsung saat ini. Maksudnya adalah bahwa agama
islam sebagai obyek studi diyakini sebagai suatu yang suci dan merupakan
doktrin-doktrin yang berasal dari ilahi yang mempunyai nilai (kebenaran)
absolut, mutlak dan universal.
Keempat
pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah pendekatan-pendekatan yang dilakukan
sendiri-sendiri, melainkan satu-kesatuan yang melengkapi satu sama lain.
Setelah
mengetahui pendekatan-pendekatan tersebut, kita beralih ke metode studi islam.
Adapun metode studi islam secara singkat dapat dilihat sebagai berikut :
1. Metode diakronis
Suatu
metode mempelajari islam yang menonjolkan aspek sejarah.
2. Metode sinkronik-analitik
Suatu
metode mempelajari islam yang memberikan kemampuan analisis teoritsiayang
sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental-intelek umat islam.
3. Metode problem solving (hallu
al-musykilat)
Metode
mempelajari islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai
masalah dari suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya.
4. Metode empiris (tajribiyah)
Suatu
metode mempelajari islam yang memungkinkan umat islam mempelajari ajarannya
melalui proses realisasi, aktualisasi dan internalasi norma-norma dan kaidah
islam dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial,
kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dalam suatu sistem
norma baru.
5. Metode deduktif (al-manhaj
al-istinbathiyah)
Suatu
metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah secara logis dan
filosofis, dan selanjutnya kaidah-kaidah itu diimplikasikan untuk menentukan
masalah-masalah yang dihadapi.
6. Metode induktif (al-manhaj
al-istiqraiyah)
Suatu
metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah hukum untuk diterapkan
kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan madzabnya terlebih dahulu.[6]
D. Kegunaan Metodologi Studi Islam
Untuk
mempejelas kegunaan metodologi studi islam, dapat ditinjau dari fenomena yang
muncul dalam perkembanngan peradapan manusia, dengan asumsi bahwa peradaban
manusia senantias tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.
Kemajuan itu
diperoleh melalui interaksi komunikasi sosialnya. Semakin intens interaksi
sosialnya semakin cepat pula perkembangannya. Namun, aneka ragam informasi akan
tetap merupakan informasi tanpa makna, bila manusia tidak mampu
menganalisisnya, mengabstraksikan dan menemukan hubungannya yang unik dan
menjadikan sebagai wawasan yang tepat.[7]
Untuk
itu diperlukan pendidikan yang dapat membantu menumbuhkan berbagai kemampuan
tersebut. Salah satunya ialah studi islam. Dalam mempelajari studi islam kita
perlu mempelari metodologi studi islam, sebagaimana telah dipaparkan di atas.
Adapun kegunaan metodologi studi islam adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai alat yang diperlukan dengan cara yang sebaik-baiknya untuk memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya.
2.
Untuk mengetahui sifat dan ciri khusus dari macam-macam mata pelajaran, hakikat
anak didik, dan lain-lain.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan pilihan metode mengajar.
4.
Mempermudah pengajaran agama islam dalam menerapkan dan menanamkan ideologi
yang mantap sehingga tidak hilang kepercayaan murid terhadap nilai-nilai yang
tersimpan dalam Al-Qur’an.
5.
Memperjelas materi keagamaan bagi murid, baik yang bersifat logika maupun yang
estetika sehingga pengetahuan murid dapat terbentuk di dalam satu pemahaman
yang sama.[8]
BAB
III
KESIMPULAN
DAN PENUTUP
Metodologi
studi islam adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara atau jalan untuk
memahami kajian-kajian yang ada dalam islam. Dalam ruang lingkup perencanaan,
bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi.
Dengan melalui
pendekatan kesejarahan, pendekatan kefilsafatan, pendekatan ilmiah dan
pendekatan doktriner. Dan melalui metode diakronis, metode snkronik-analitik,
metode problem solving, metode empiris, metode deduktif, dan metode induktif.
Yang berfungsi
dan berguna untuk menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas
pendidikan islam tercapai dan berjalan dengan lancar.dengan kata lain untuk
mempermudah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) agama islam,
sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Mungkin
cukup ini makalah yang dapat kami buat. Keritik dan saran dari kawan-kawan
sangatlah kami butuhkan. Guna untuk perbaikan makalah kami yang selanjutnya.
Terima kasih atas partisipasinya. Apabila ada kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Achmadi.
Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakata: Pustaka Pelajar. 2008
2.
Arief, Armai. Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. 2002
Muhaimin, dkk. Dimensi-Dimensi Studi Islam.
Surabaya
[1]
Drs. Muhaimin, M.A, dkk, Dimensi-Dimensi Studi Islam, hal.11
[2]
Dr. Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
hal.39
[3]
ibid, hal.87
[4]
Ibid, hal.88
[5]
Ibid, hal.89-92
[6]
Drs. Muhaimin, M.A, dkk, op.cit, hal.23-28
[7]
Prof. Dr. H. Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, hal.30-31
[8]
Dr. Armai Arief, M.A, op.cit, hal.95-96
No comments:
Post a Comment