BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur’an
merupakan mukjizat nabi Muhammad yang paling besar. Al-Qur’an juga sebagai
kitab suci yang dijadikan pedoman oleh umat islam. Semua ilmu terkandung di
dalam Al-Qur’an.
Peristiwa yang
terkait dengan sebab-akibat itu sudah sering terdengar. Bila terjadi malapetaka
di Tanah Air seseorang, maka orang itu akan mengambil ibarat dan berita-berita
dari masa lalu. Orang senang menelaahnya guna untuk mengetahui kekuatan beramal
orang-orang terdahulu itu kemudian hal itu diresapkan ke dalam hati. Pengajaran
yang dituturkan dengan mulut itu baus sekali didengar, namun tidak semuanya
yang ditangkap oleh pikiran. Tidak semua yang diturunkan itu masuk ke dalam
hati. Tapi ketika orang mengambil untuk peristiwa yang terjadi maka di sini
jelas sasarannya.
Dalam Al-Qur’an
banyak terdapat kisah-kisah. Baik itu kisah masa lampau ataupun masa depan.
Kisah di dalam Al-Qur’an bukan hanya dijadikan cerita dongeng belaka. Tapi di
balik semua itu terkandung hikmah yang bisa renungi dan kita ambil manfaatnya
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekarang ada
suatu karangan mengnai kisah yang sudah dan menjadi kesenian khusus dalam ilmu
bahasa dan kesusteraan. Orang mentamsilkan kisah itu seperti roda yang
berputar. Bagi orang Arab, tamsil itu merupakan metode yang cukup kuat. Yang
menyampaikan bentuk kisah itu di dalam Al-Qur’an.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan qashash
(kisah) ?
b. Apa saja macam-macam kisah dalam
Al-Qur’an ?
c. Apa manfaat dari qashasul qur’an
?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Qashashul Qur’an
Menurut bahasa
kata Qashash jamak dari Qishah, artinya kisah, cerita, berita, atau keadaan.
Sedangkan menurut istilah Qashashul Qur’an ialah kisah-kisah dalam Al-Qur’an tentang
para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.[1]
Al-Qur’an
meliputi keterangan-keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi,
sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri, serta menerangkan bekas-bekas
dari kaum-kaum purba terdahulu.[2]
2. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur’an
Kisah-kisah
dalam Al-Qur’an dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Dari segi waktu
Ditinjau dari
segi waktu, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu :
§ Kisah hal gaib yang terjadi pada masa lalu
Contohnya :
o
Kisah tentang
dialog Malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah bumi, sebagaimana
dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah : 30-34.
o
Kisah tentang
penciptaan alam semesta sebagimana terdapat dalam Q.S. Al-Furqan : 59, Qaf :
38.
§ Kisah hal gaib yang terjadi pada masa kini
Contohnya :
o
Kisah tentang
turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar seperti diungkapkan dalam
Q.S. Al-Qadar : 1-5.
o
Kisah tenteng
kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin dan iblis seperti diungkapkan
dalam Q.S. Al-A’raf : 13-14.
§ Kisah hal gaib yang terjadi pada masa yang akan datang
Contohnya :
o
Kisah tentang
akan datangnya hari kiamat seperti dijelaskan dalam Surat Al-Qari’ah, Surat
Az-Zalzalah, dan lainnya.
o
Kisah tentang
kehidupan orang-orang di surga dan orang-orang yang hidup di neraka, seperti
diungkapkan dalam Surat Al-Ghasiyah dan lainnya.
b. Dari segi materi
Ditinjau dari
segi materi, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu :
§ Kisah-kisah para Nabi, seprti :
o
Kisah Nabi Adam
(Q.S. Al-Baqarah: 30-39, Al-A’raf: 11, dan lainnya).
o
Kisah Nabi Nuh
(Q.S. Hud: 25-49)
o
Kisah Nabi
Ibrahim (Q.S. Al-Baqarah: 124, 132, Al-An’am: 74-83)
o
Kisah Nabi Isa
(Q.S. Al-Maidah: 110-120)
o
Kisah Nabi
Muhammad (Q.S. At-Takwir: 22-24, Al-Furqan: 4, Abasa: 1-10, At-Taubah: 43-57,
dan lainya).
§ Kisah tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau
yang tidak dapat dipastikan kenabiannya.
Contohnya :
o
Kisah tentang
Luqman (Q.S. Luqman: 12-13)
o
Kisah tentang Dzul
Qarnain (Q.S. Al-Kahfi: 83-98)
o
Kisah tentang
Ashabul Kahfi (Q.S. Al-Kahfi: 9-26)
o
Kisah tentang
Mariyam (Q.S. Maryam: 16-35)
o
Kisah tentang
Bangsa Romawi (Q.S. Ar-Rum: 2-4)
o
Dan masih
banyak kisah-kisah yang lainnya.
§ Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masa Rasulullah SAW.
Contohnya :
o
Kisah tentang
Ababil (Q.S. Al-Fil: 1-5)
o
Kisah tentang
hijrahnya Nabi SAW (Q.S. Muhammad: 1-3)
o
Kisah tentang
perang Badar dan Uhud yang diuraikan dalam Qur’an Surat Ali Imron.
o
Kisah tentang
perang Hunain dan At-Tabuk dalam surat At-Taubah, dan lain sebagainya.[3]
3. Faedah dari Qashashul Qur’an
Kisah dalam
Al-Qur’an memiliki beberpa faedah yang bagus, yang terpenting adalah sebagai
berikut :
Petama, menjelaskan asas dakwah kepada Allah, dan menerangkan pokok-pokok
syariat yang disampaikan oleh para nabi.
وما
ارسلنا من قبلك من رسول الا نوحي اليه انه لااله الا انا فعبدون (
الانبياء : 25)
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul sebelum kamu, melaikan Kami
wahyukan kepadanya, Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan aku maka sembahlah olehmu Aku." (QS.
Al-Anbiya’,21 : 25)
Kedua, menetapkan hati rasul dan hati umat Muhammad terhadap agama
Allah. Dan lebih menekankan benarnya orang-orang mukmin dengan datangnya
pertolongan dari Allah dan hancurnya kebatilan.[4]
وكلا
نقص عليك من انباء الرسل ما نثبت به فؤادك و جاءك فى هذه الحق و موعظة و ذكرى
للمؤمنين ( هود : 120 )
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Hud, 11: 120)
Ketiga, membenarkan nabi-nabi yang dahulu dan menghidupkan
kembali ingatan kepadanya dan mengabdikan bekas-bekas peninggalannya.
Keempat, memperlihatkan kebenaran Muhammad SAW dalam segi dakwah
dengan apa yang diberitahukan olehnya
tentang hal-ihwal masa-masa yang berlalu berabad-abad yang lalu dan sudah
beberapa generasi.
Kelima, menyikap kebohongan ahlul kitab yang telah
menyembunyikan isi kitab mereka yang masih murni. Yang mana telah dirubah
isinya dan ditukar-tukar letaknya.(Q.S. Ali Imron, 3: 93)
Keenam, kisah yang mencontohkan tentang adab sopan santun. Enak
sekali didengar, dan meresap ke dalam hati.[5]
لقد
كان فى قصصهم عبرة لاولى الالباب ( يوسف
:111 )
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pegajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal.”
(Q.S. Yusuf, 12: 111)
4. Mengulang-Ulang Kisah
dan Hikmahnya
Di
dalam Al-Qur’an banyak terdapat kisah diulang-ulang yang penyebutannya pada
tempat yang berlain-lain. Ada kisah yang disebut lebih dari satu kali dalam
Al-Qur’an. Terdapat pada surat yang berbeda-beda, baik pada bagian permulaan
maupun bagian belakang. Dan disetiap kisah yang diulang-ulang dalam Al-Qur’an
mengandung suatu hikmah. Adapun hikmahnya adalah sebagai berikut :
Pertama, menandaskan kebalaghahan Al-Qur’an dalam bentuk yang
paling tinggi. Diantara keistimewaan-keistimewaan balaghah, ialah menerangkan
sebuah makna dalam berbagai macam susunan. Dan di tiap-tiap tempat disebut
dengan susunan kalimat yang berbeda dari yang telah disebutkan. Dengan demikian
selalu terasa nikmat ketika mendengar dan membacanya.
Kedua, menampakkan kekuatan i’jaz. Menyebut suatu makna
dalam berbagai bentuk susunan perkataan yang tidak dapat ditantang salah
satunya oleh sastrawan-sastrawan Arab, menjelaskan bahwasanya Al-Qur’an itu
benar-benar dari Allah.
Ketiga, memberikan perhatian penuh kepada kisah itu. Mengulangi
kisah adalah suatu cara ta’kid dan salah satu dari tanda-tanda besarnya
perhatian, seperti keadaannya kisah Musa dan Fir’aun.
Keempat, berbeda tujuan yang dituju tersebab adanya kisah.
Disebutkan ada beberapa arti yang cukup dimengerti maksudnya itu mengenai suatu
masalah. Dan menjelaskan arti-arti lain pada seluruh tempat karena berbeda hal
ihwal yang berlaku.[6]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan dan Penutup
Qashashul
Qur’an adalah kisah-kisah dalam Al-Qur’an tentang para nabi dan rasul, serta
kisah-kisah masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Macam-macam
kisah dalam Al-Qur’an ditinjau dari segi waktu dan segi materi. Dari segi waktu
terdiri dari kisah gaib masa lampau, kisah gaib masa kini, dan kisah masa yang
akan datang. Sedang dari segi materi terdiri dari kisah-kisah para nabi dan
rasul, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang belum dipstikan
tentang kenabiannya, dan kisah-kisah yang besangkutan dengan Nabi Muhammad SAW.
Faedah
dari Qashashul Qur’an adalah menjelaskan asas dakwah, menetapkan hati para
rasul dan umat kepada Allah, membenarkan nabi-nabi terdahulu dan mengabdikan
peninggalannya, membenarkan Nabi Muhammad dari segi dakwahnya, menyikap
kebohongan hlul kitab, dan mencontohkan adab sopan santun.
Adapun
hikmah dari mengulang-ulang kisah dalam Al-Qur’an ialah menandaskan
kebalaghahan Al-Qur’an ke tempat tertinggi, menampakkan kekuatan i’jaz,
memberikan perhatian penuh pada kisah itu, dan berbeda tujuan yang dituju
tersebab adanya kisah.
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat. Keritik dan saran sangat kami butuhkan dalam
memperbaiki makalah kami yang akan datang. Terima kasih atas partisipasinya.
DATAR PUSTAKA
Ash-Shiddieqy,
Teungku Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Semarang : PT. Pustaka
Rizki Putra. 2002
Quthan,
Mana’ul. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an 2. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 1995
Syahdali,
Ahmad dan Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. Bandung : CV. Pustaka Setia.
1997
[1]
Drs. H. Ahmad Syadali, MA dan Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. hlm.
27
[2]
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. hlm. 191
[3]
Drs. H. Ahmad Syadali, MA dan Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. hlm.
28-30
[4]
Mana’ul Quthan. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an. hlm. 146
[5]
Ibid, hlm. 147
[6]
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. hlm. 193
No comments:
Post a Comment