Hadis merupakan usaha untuk memahami ajaran Islam dari
sejumlah petunjuk yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, dilaksanakan,
disetujui serta penggambaran sifat-sifat yang disandarkan kepada beliau.
Sebagai ajaran yang diterimakan dari Nabi SAW secara tidak langsung, ia perlu
dimengerti dan dirasakan dengan betul dengan suatu pemahaman yang padu dalam
diri yang memahami, sehingga dapat diperoleh pemahaman dekat dengan yang
dialami sahabat sebagai periwayat dan atau perawi hadis yang sejalan dengan
nalar yang dapat dicerna dalam konteks masa sekarang.
Dengan demikian, kemudahan menjalankan
ajaran Islam ikut terbantu sehingga memudahkan hidup berdasarkan petunjuk
Rasulullah SAW, oleh karnanya dalam memahami suatu hadis kita perlu melihat
langsung kepada kitab-kitab syarah hadis yang sudah ada agar mendapat pemahaman
lebih mendalam tentang makna hadis-hadis tertentu yang sulit di pahami, oleh
sebab itu kegiatan pensyarahan hadis di lakukan. Dalam pensyarahan seorang pensyareh
tentunya memerlukan sumber/pola untuk mensyarah hadis. Dalam kesempatan kali
ini, makalah ini berusaha meniliti sumber/pola apa saja yang di gunakan para
pensyarah untuk melakukan pensyarahan hadis.
Hadis Nabi dengan Syarah Al-Qur’an
A. Macam-Macam Syarah Hadis dengan Al-Qur’an
Berdasarkan Bentuknya
1. Dalam bentuk kalimah,
tentang ayah Nabi Muhammad masuk neraka[1]
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ
رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِي قَالَ فِي النَّارِ فَلَمَّا
قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّار[2]
Yang dimaksud dengan kata أَبِي dalam hadis di atas, bukanlah Abdullah bin
Abdul Muthalib, karena beliau adalah termasuk golongan transisi, yaitu orang
yang hidup setelah wafatnya Nabi Isa dan sebelum kerasulan Muhammad saw. lafadz أَبِيtersebut diartikan dengan paman Nabi yaitu
Abu Thalib, berdasarkan Q.S. Al-Baqarah: 133. Ismail adalah paman Ya’qub, namun
Al-Qur’an menyebutnya sebagai salah seorang dari ayah-ayahnya.
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ
يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا
نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيل وَإِسْحَاقَ
إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُون[3]
2. Dalam bentuk jumlah,
yaitu hadis tentang taubat yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول
الله صم "من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها تاب الله عليه[4]
Uraian dalam hadis diatas sesuai dengan
firman Allah dalam Al-Qur’an Al-Karim, surat An-Nisa ayat 18 yang berbunyi:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ
يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ
إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ
أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا[5]
B. Macam-Macam Syarah Hadis dengan
Al-Qur’an Berdasarkan Tujuannya
1. Untuk menasakh hadis yang
disyarahi, seperti contoh hadis tentang mayat diazab karena tangisan
keluarganya.
أن رسول الله قال إن الميت يعذب ببكاء
أهله عليه[6]
Hadis ini tidak diakui oleh Al-Ghazali yang
mengutip pendapat A’isyah, karena dianggap bertentangan dengan Q.S. Al-An’am
ayat 164.
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ
رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ
وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ
بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
2. Contoh Al-Qur’an sebagai syarah
yang berfungsi sebagai penguat.
“iman itu adalah perkataan dan perbuatan,
dapat bertambah ataupun berkurang.” Hadis tentang bertambah dan berkurangnya
iman disyarahi dengan ayat-ayat Al-Qur’an di bawah ini:
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي
قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ
جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا[7]
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم
بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى[8]
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ
النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ[9]
[1] Imam
Muslim, Shahih Muslim dalam CD ROM Lidwa Pusaka i-Software,
no.302.
[2] (MUSLIM
- 302) : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah dari Tsabit dari Anas bahwa seorang laki-laki bertanya, "Wahai
Rasulullah, di manakah bapakku?" Beliau menjawab, "Dia di dalam
neraka." Ketika laki-laki tersebut berlalu pergi, maka beliau memanggilnya
seraya berkata: "Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di dalam
neraka."
[3] Adakah
kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka
menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,
Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya". Terjemah Q.S. Al-Baqarah ayat 133.
[4] Dari
Abu Hurairoh r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa bertaubat
sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah menerima taubatnya orang
itu.”(Riwayat Muslim).
[5] Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak
(pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran.
Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.
[6] Sesungguhnya
seorang mayat akan diazab karena tangis keluarganya terhadapnya.
[7] Dialah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan
kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. Q.S. Al-Fath ayat 4.
[8] Kami
kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula
untuk mereka petunjuk. Q.S. Al-Kahfi ayat 13.
[9] Kami
kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula
untuk mereka petunjuk. Q.S. Al-Kahfi ayat 13.
No comments:
Post a Comment