Tuesday, December 13, 2016

Hadits Perintah Mendidik Anak dan Pentingnya Mencari Ilmu Tengetahun Tanpa Batasan

A.  Perintah mendidik anak mempelajari al-Qur’an
أدبوا أولادكم على ثلاث خصال حب نبيكم وحب أهل بيته وقراءة القرآن فإن حملة القرآن في ظل الله يوم لا ظل إلا ظله مع أنبياء الله وأصفيائه (رواه أبو النصر عبد الكريم  بن محمد الشيرازي فى فوائده )
Maksud hadis tersebut kurang lebih yaitu mengarahkan kita untuk mengajari anak kita untuk mencintai Nabi,mencintai keluarga dan membaca Al-Quran.[5] Seperti yang kita ketahui bahwa kita sebagai umat islam harus mempelajari al-Quran tak lepas juga untuk anak-anak kita yang akan terlahir kedunia ini besok pada waktunya. Sebagai calon orang tua kita harus mengarahkan anak kita untuk mengenalkan ilmu-ilmu agama seperti Al-Quran, apalagi kita seorang yang kuliah di jurusan tafsir hadis. Di mulai dari mendengarkannya di saat masih dalam kandungan ataupun ketika masih balita, kemudian mengajarinya membaca agar anak-anak terbiasa membaca Al-Quran sejak dini seperti memasukkan anak di dalam TPQ/TPA atupun mengajarinya sendiri. Dan ketika umur 7 tahun harus mengajarinya untuk berdoa kemudian umur 10 tahun anak tidak mau maka kita boleh memukulnya, sepert hadis yang artinya :
Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Gubernur Umar ibn Abd al-As, semoga Allah akan senang dengan dia: RasulullahSAW bersabda: "Ajarilah anak-anak Anda untuk berdoa ketika mereka tujuh, dan memukul mereka ketika mereka sepuluh, dan memisahkan mereka di tempat tidur mereka (HR Abu Dawud)


B.  Pentingnya mencari ilmu pengetahun tanpa batasan (terus menerus)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَنْ  يَشْبَعَ الْمُؤْمِنُ مِنْ خَيْرٍ يَسْمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنْتَهَاهُ الْجَنَّةُ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ (الترمذي: العلم: 2610)

(TIRMIDZI - 2610) : Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafs Asy Syaibani Al Bashri telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahab dari 'Amru bin Al Harits dari Darraj dari Abul Haitsam dari Abu Sa'id Al Khudri dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Seorang mukmin tidak akan merasa kenyang dengan kebaikan yang dia dengar sehingga akhir kesudahannya adalah surga." Hadits ini hasan gharib.
Maksud dari hadits tersebut adalah sebagai manusia kita tidak boleh puas dengan ilmu yang kita miliki. Kita harus selalu melihat ke “atas” dalam hal mencari ilmu. Semua pasti sudah mendengar ungkapan mencaru ilmu sampai ke negeri cina. Itu berarti kita harus mencari ilmu tidak hanya di negeri sendiri melainkan sampai ke negri orang karena di sana pastilah banyak ilmu-ilmu yang belum kita ketahui. Keinginan memperoleh ilmu dalam buku karya Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa harus seperti mencari sharta yang merupakan suatu keinginan alamiah setiap orang, oleh karena itu jelas bahwa menuntut ilmu sama pentingnya. Tetapi pemilik ilmu tersebut haruslah menggunakan ilmunya di dalam jalan kebenaran dan mengajarkannya kepada orang lain agar menjadi manfaat tidak hanya bagi diri sendiri melainkan orang lain juga.[6] Dan keutamaan orang yang berilmu salah satunya yang terdapat pada sebuah hadis yaitu :
 وَسَلَّمَ عَلَيْهِ اللَّهُ صَلَّى اللَّهِ رَسُولُ قَالَ
الْخَيْرَ النَّاسِ مُعَلِّمِ عَلَى لَيُصَلُّونَ الْحُوتَ وَحَتَّى جُحْرِهَا فِي النَّمْلَةَ حَتَّى وَالْأَرَضِينَ السَّمَوَاتِ وَأَهْلَ وَمَلَائِكَتَهُ للَّهَ إِنَّ
(TIRMIDZI - 2609) "Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia."

[5] http://www.nabulsi.com/blue/ar/print.php?art=2647

[6] Maulana muhammad ali, kitab hadits pegangan, darul kutubil islamiyah, Jakarta, 1992. Hlm. 37

No comments:

Post a Comment