1. MASA NABI MUHAMMAD
Nabi
Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril ketika beliau berusia 40 tahun,
pada mulanya beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan
sahabat dekat beliau. Sehingga mereka meyatakan masuk Islam dan dikenal sebagai
“Assabiquna al-Awwaluun”. Kemudian turunlah perintah agar nabi
menjalankan dakwah secara terbuka dan mendapat dukungan dari pamannya, akan
tetapi beliau mendapatkan tantangan dari kaum Quraisy, semakin banyak pengikut
Nabi Muhammad, semakin gencar mereka mencegah dakwah Rasulullah Saw. Beliau
tetap pada pendiriannya, setelah paman beliau wafat.
2. MASA KHULAFAURRASYIDIN
Setelah
Rasulullah Saw meninggal dunia pada tahun 632 M, beliau digantikan oleh keempat
orang sahabat terdekat, yakni Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka kemudian
dikenal dengan Khulafa’ al-Rasyidin, berarti para khalifah yang mendapat
petunjuk dari Allah. Disebut demikian oleh karena, dibanding dengan rata-rata
khalifah setelahnya, mereka masih konsisten menjaga apa yang pernah dicontohkan
oleh Rasulullah Saw berupa akhlak dan petunjuk-petunjuk Allah khususnya dalam
menjalankan kekhalifahannya.[1]
Abu bakar
menjadi khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah Saw melalui musyawarah
oleh para tokoh dari kaum muhajirin dan anshar yang kemudian membaiatnya. Abu
Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu habis untuk
menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh
suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk kepada pemerintah Madinah, mereka
menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad Saw, dengan
sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena sikap keras dan penentangan mereka
yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu bakar menyelesaikan
persoalan ini dengan perang Riddah (perang melawan kemurtadan).
Ketika Abu
Bakar sakit dan merasa dekat dengan ajalnya, Abu Bakar bermusyawarah dengan
para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya. Di zaman
Umar inilah gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi,
sehingga wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina,
Syria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Umar memerintah selama sepuluh
tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Umar tidak
menempuh jalan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat
untuk bermusyawarah sehingga terpilihlah Usman sebagai khalifah.
Pemerintahan
Usman berlangsung selama 12 tahun, di Masa pemerintahan Usman (644-655 M),
Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia,
Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti
sampai disini. Kepemimpinan Usman berbeda dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin
karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang
lemah lembut. Salah satu faktor yang menyebabkan rakyat kecewa dengan
kepemimpinan Usman adalah kebijakannya yang mengangkat keluarga dalam kedudukan
tinggi.
Setelah
Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali. Ali memerintah hanya enam
tahun. Selama pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Dia yakin
bahwa pemberontakan terjadi karena para gubernur yang diangkat oleh Usman,
sehingga Ali memecat mereka. Ali juga menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair,
dan Aisyah karena Ali tidak mau menghukum pembunuh Usman. Bersamaan dengan itu
kebijakan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di
Damaskus, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan. Akhirnya pasukan Ali bertemu dengan pasukan
Mu’awiyah di Shiffin yang diakhiri dengan tahkim (arbitrase). Tapi tahkim tidak
menyelesaikan masalah sehingga muncul golongan yang keluar dari barisan Ali
(Khawarij) yang mana Ali dibunuh oleh salah satu anggota khawarij ini.
3. MASA BANI UMAYAH
Memasuki
masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah. Pemerintahan
yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan
turun temurun). Kekahalifahan Bani Umayyah diperoleh melalui kekrasan,
diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak.
Kepemimpinan ini dimulai ketika Mu’awiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk
menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Mu’awiyah bermaksud mencontoh monarchi
di Persia dan Byzantium.
Kekuasaan
Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan dari
Madinah ke Damaskus. Tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya.
Khalifah-khalifah besar Dinasti Bani Umayyah ini adalah Mu’awiyah ibn Abi Sufyan
(661-680 M), Abd al-Malik ibn Marwan (685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik
(705-715 M), Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M), dan Hasyim ibn Abdul al-Malik
(724-743 M).
Ekpansi yang
terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini.
Di zaman Mu’awiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Mu’awiyah dapat
menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan sampai ke
Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan ke ibukota Byzantium,
Konstantinopel. Kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik, dia mengirim
tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkh, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.
Ekspansi ke
Barat secara besar-besaran dilanjutkan oleh al-Walid ibn Abdul Malik. Mulai
dari ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua
Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditaklukkan,
Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam. Dengan pasukannya menyeberangi selat
yang memisahkan antara Maroko dan benua Eropa. Ditempat yang sekarang dikenal
dengan Gibraltar (jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Kemudian
menyusul dengan kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang
dijadikan ibukota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
Dengan
keberhasilan Ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah
kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah
itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis
di Asia Tengah.
4. MASA BANI ABBASIYAH
Dinamakan
khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa diansti ini adalah
keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah
al-Shaffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya
berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656
H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya.
Pada periode
pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara politis,
para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik
dan agama sekaligus. Pada mulanya ibukota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat
Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru
berdiri itu, al-Mansyur memindahkan ibukota negara ke kota yang baru
dibangunnya, Baghdad, dekat bekas ibukota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M.
Masa ini
juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non
agama) dan kebudayaan. Dalam bidang hokum dikenal
para imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafi’I dan Ibn Hanbal. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh, seperti Abu Hasan al-Asy’ari,
al-Maturidi, Wasil Ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan
al-Juba’i. dibidang ketasawufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami,
al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementar dalam bidang filsafat dan Ilmu
Pengetahuan, kita mengenal
al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Maskawih, Ibn al-Haytsam, Ibn Hayyan,
al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.
Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring
dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa
keemasan. Kejayaan dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai puncaknya
terutama pada masa kekuasaan Bani Abbas periode pertama, Namun sayang, setelah
periode ini berakhir, Islam mengalami masa k
No comments:
Post a Comment