Upaya
mencari kelebihan dan kekurangan sesuatu untuk menemukan kebenaran (kritik)
adalah hal yang wajar berlaku dalam studi ilmiah. Demikian pula terhadap hadis
dan para ulama hadis. Kajian hadis dan ulama hadis juga menuai kritik, baik
dari kalangan Islam sendiri maupun dari orang-orang non-Islam.
Jika
di kalangan Islam, kritik hadis bertujuan untuk mengetahui mana hadis yang
diterima (maqbul) dan mana yang tertolak (mardud), untuk
diketahui pula apakah hadis tersebut dapat dijadikan dasar ajaran Islam atau
tidak, maka lain halnnya dengan kritik yang datang dari orang non-Islam. Mereka
(non-Islam) melakukan kritik terhadap hadis dengan tujuan mencari kesalahan dan
kelemahan, untuk digunakan sebagai alat melemahkan Islam.
Mereka
yang melakukan kajian dunia Timur (Islam) secara umum, baik Timur Dekat maupun
Timur Jauh, baik dalam bidang bahasa, sastra, peradaban, maupun agamanya, ini kemudian
dikenal dengan istilah orientalis.[1]
Dalam
makalah ini akan membahas salah satu tokoh yang bernama Arent Jan Wensinck.
Seperti apa biografi hidupnya, bagaimana kritik dan pemikirannya tentang hadis,
dan yang berkaitan dengannya dan hadis yang sebagainya.
Biografi A. J. Wensick
Arent Jan Wensinck dilahirkan 7 Agustus 1882 di Arlanderveen,
negeri di Belanda bagian selatan. Dia lahir dari pasangan Johan Herman Wensick,
seorang pendeta di Gereja Protestan Belanda, dan Anna Sara Geertuida Vermeer.
Wensick lahir dilingkungan gereja protestan. Ayahnya adalah seorang pendeta
yang hal tersebut mempengaruhi kepribadiannya. Hal ini tampak pada Wensinck
muda yang mengikuti jejak ayahnya yabg menjadi seorang pendeta. Oleh kaena itu
setelah lulus dari Gymnasium, kota Amersfort, kemudian dia melanjutkan di
UniversitasUtrecht sebagai mahasiswa teologi pada tahun 1901.[2]
Tetapi setahun kemudian Wensinck merubah minat studinya, dari
teologi menjadi studi bahasa-bahasa Semit Fakultas Sastra di Universitas yang
sama di bawah bimbingan M.T. Houtsma (1850-1943). Tidak didapat informasi
yang menjelaskan tentang perubahan minatnya ini. Sejak saat itu ia mencurahkan
seluruh perhatian intelektualnya pada studi bahasa-bahasa tersebut. Perhatian
seriusnya ini dibuktikannya dengan meraih predikat terpuji. Wensinck berhasil
meraih gelar Litt. D (Doctor of literature: Doktor bidang
kesastraan) bidang bahasa dan sastra Semit dengan predikat cumlaude setelah
berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Mohammed en de Joden te
Madina” di hadapan penguji C. Snouck Hurgronje.
Wensinck pernah memegang sejumlah jabatan di beberapa lembaga
ilmiah dan proyek-proyek akademis internasional penting. Pada 10 Oktober 1917
Wensinck tercatat menjadi anggota Koninklijke Nederlanse Akademie van
Wetenschapen (KNAW) hingga tahun 1938. Pada 6 Oktober 1933 ia diangkat
menjadi salah satu dari lima orientalis anggota Majma’ al-Lughah
al-‘Arabiyyah al-Malaki, Kairo, Mesir. Tetapi, kurang dari empat bulan
kemudian, pada 24 Januari 1934 Wensinck diberhentikan dari keanggotaan lembaga
kerajaan Mesir tersebut atas tekanan dan protes kalangan Muslim
ortodoks-radikal Mesir karena tulisan-tulisan kritis-konvensialnya dalam Da’irah
al- Ma’arif al-Islamiyah.
Di samping itu, Wensinck juga terlibat dalam pengerjaan dua proyek
ilmiah internasional, yakni penyusunan The Encyclopedia of Islam,
lima volume edisi pertama, edisi bahasa Inggris dan Perancis (1913-1938)
sebagai editor dan sekaligus kontributor dan Concordance et Indices de
Malik, le Musnad de Hanbal (Al-Mu’jam al- Mufahras fi Alfaz al-Hadis
an-Nabawi). Wensinck juga pernah menjabat sebagai sekretaris Goeje Foundation
dan, bahkan, pada 1928, menjabat rektor Universitas Leiden.
Pada tahun-tahun terakhirnya, Wensinck mencurahkan perhatiannya
pada penelitian tentang Perjanjian Baru dalam latar belakang bahasa Agama dan
aktif terlibat sebagai anggota dalam kegiatan liturgy Gereja Protestan Belanda
pada 1939, beberapa saat sebelum meninggal. Setelah sekian lama menderita
sakit, akhirnya Wensinck meninggal dunia pada 19 September 1939, dalam usia 57
tahun.
No comments:
Post a Comment