I.
PENDAHULUAN
Syukur
Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada
kita Hidayah, Taufiq, dan Inayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Tafsir Indonesia yang berjudul “Tafsir Tarjuman
Al Mustafid Karya Abdurrouf Al-Sinkili” dengan tepat waktu. Sholawat dan Salam
semoga tercurahkan kepangkuan Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang telah
menuntun umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.
Salah satu
kajian keislaman zaman dahulu yang ada
di nusantara adalah penulisan tasfir al-Qur’an. Penulisan tafsir al-Qur’an itu
juga dianggap sebagai warisan Intelektual Islam di nusantara. Sebagai generasi
penerus hendaknya kita mengetahui dan mempelajari warisan itu, sehingga hal itu
tidak hanya sekedar warisan melainkan dapat menambah khasanah pengetahuan kita.
Buku Tafsir
Tarjuman al-Mustafid karya Abdur Rouf al-Sinkili merupakan buku tafsir pertama
yang ditulis secara lengkap 30 jus. Jadi buku ini sangat penting untuk
diketahui bagi generasi muda sebagai pewaris intelektual Islam di Nusabtara.
Dan berdasarkan pernyataan diatas, pemakalah menulis makalah ini selain untuk
tugas mata kuliah Tafsir Indonesia, juga sebagai salah satu bahan rujukan untuk
memahami kajian tafsir nusantara. Terutama tentang kitab Tafsir Tarjuman
al-Mustafid. Semoga bermanfaat.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
deskripsi Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid?
2.
Bagaimana
biografi Abdurrouf Al-Sinkili?
3.
Bagaimana
penjelasan Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid?
4.
Bagaimana
komentar para ulama’ mengenai Tafsir Tarjuman Al Mustafid?
III.
PEMBAHASAN
1.
Deskripsi Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Kitab tafsir
Tarjuman al-Mustafid ditulis oleh ‘Abd al-Ra’uf al-Sinkili (1615-1693 M) lengkap 30 juz.[1]
Tarjuman
al-Mustafid karya ‘Abd
al-Ra’uf al-Sinkili ini menurut banyak pengamat, merupakan terjemah dari Tafsir
al-Baydlawi. Ilmuwan yang
berpendapat macam ini adalah Christian Snouck Hurgronje. Namun, Peter
Riddle mempunyai pendapat lain. Menurutnya, Tarjuman al-Mustafid ini
justru merupakan terjemah Tafsir Jalalayn, meskipun banyak merujuk pula Tafsir
al-Baydlawi, Tafsir Khazin dan beberapa tafsir yang lain. Sebab Tafsir
al-Baydlawi merupakan karya tafsir yang ekstensif dan rumit, sedangkan Tarjuman
al-Mustafid sebagaimana Tafsir Jalalayn, modelnya singkat, jelas dan
elementer.[2]
2.
Biografi Abdurrouf Al-Sinkili
Nama lengkap
Abdurrauf Al-Sinkili adalah ‘Abd ar-Ra’uf bin ‘Ali al-Jawiyy al-Fansuriyy as-Sinkiliyy,
selanjutnya akan disebut Abdurrauf,[3] ia
adalah seorang melayu dari daerah Fansur, Sinkil, di wilayah Pantai Barat Laut
Aceh.[4]
Tahun kelahirannya tidak diketahui, tetapi Rinkes setelah mengadakan kalkulasi
ke belakang dari saat kembalinya dari Timur Tengah ke Aceh, menyimpulkan bahwa
ia dilahirkan sekitar tahun 1615 M.[5]
Mengenai latar
belakang keluarga al-Sinkili, dijelaskan oleh A. Hasjmi, nenek moyang
al-Sinkili berasal dari Persia yang datang ke Kesultanan Samudra Pasai pada
akhir abad ke-13 M. Mereka kemudian menetap di Fansur (Barus), sebuah kota
pelabuhan tua yang penting di pantai Sumatra Barat, dan ayah al-Sinkili adalah
kakak laki-laki dari Hamzah Fansuri.[6]
Latar
pendidikannya, tampaknya Abdurrauf kecil telah belajar agama ditanah
kelahirannya, baik dari ayahnya sendiri maupun dari para ulama setempat
lainnya, hingga sekitar tahun 1642, ia mengembara untuk menambah pengetahuan
agama ke tanah Arab.[7]
Beliau gunakan sebaik-baiknya belajar ke Tanah Arab, sehingga beliau menguasai
berbagai bidang ilmu seperti Ulum al-Qur’an, hadith, aqidah, fiqih, dll.[8]
Pengiktirafan
terhadap kealiman al-Fansuri dibuktikan dengan pelantikan menjadi mufti
Kerajaan Aceh Darussalam dengan gelaran “Qadi Malik al-Adil” pada tahun 1665 M
yaitu selepas empat tahun beliau kembali daripada Tanah Arab. Beliau menyandang
jabatan ini selama pemerintahan tiga ratu kerajaan Aceh Darussalam, yaitu
Sultanah Sri Ratu Nurul Alam Naqiyatuddin (1675-1678 M), Sultanah Zakiyyatuddin
Inayat Syah (1678-1688 M), dan Sri Ratu Kamalatuddin Syah (1688-1699 M).[9]
3.
Penjelasan Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
a.
Sejarah Penulisan Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Sejarah
penulisan kitab Tarjuman Al-Mustafid adalah untuk memenuhi keperluan umat Islam
di negeri ini karena mereka tidak dapat memahami bahasa Arab. Terjemahan yang
ditulis dalam bahasa Melayu berbentuk tulisan Arab Pegon.[10]
Tentang
asal-usul rujukan dan mengapa kitab ini dinamakan Tarjuman al-Mustafid,
Ismail Lubis memiliki analisis yang menarik. Menurutnya, karya ini sebenarnya
lebih tepat dinamakan tafsir al-Qur’an dalam bahasa Melayu dengan menggunakan
literatur Tafsir Al-Baidawiy dan Tafsir Jalalein. Hal ini
dirasakan semakin tepat bila direnungkan makna dari nama yang diberikan oleh
penulisnya, yaitu Tarjuman Al-Mustafid.[11]
b.
Bentuk Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Bentuk kitab Tarjuman
Al-Mustafid hampir sama dengan dengan bentuk penafsiran kitab Al-Baidhawi,
yaitu bentuk penafsiran al-ro’yu. Meskipun di katakan bahwa kitab Tarjuman
Al-Mustafid merupakan terjemahan dari kitab Al-Baidhawi dan kitab Tafsir
Jalalain, namun jika diteliti lebih dalam, kitab Tarjuman Al-Mustafid berbeda
dengan kedua kitab tersebut meskipun keduanya memang menjadi referensi utama
kitab Tarjuman Al-Mustafid. Ada beberapa ulama’ yang mengatakan bahwa kitab Tarjuman
Al-Mustafid bukan terjemahan dari kitab Al-Baidhawi dan kitab Tafsir Jalalain.
Hal itu didasarkan pada beberapa sebab, yaitu:
·
Abdurrouf
Al-Sinkili banyak menggunakan kalimat “ kata Al-Baidhawi” “di dalam kitab
Al-Baidhawi”. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Abdurrouf Al-Sinkili
menjadikan kitab Al-Badhawi sebagai referensi, bukan menterjemahkan kitab itu.
Terdapat
perbedaan yang sangat mencolok. .hk. hal ini dibuktikan dengan Abdurrouf
Al-Sinkili
c.
Metode (Manhaj) Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Tafsir Tarjuman
Al Mustafid menggunakan metode ringkas
(ijmali), karena beliau dalam membuat tafsir ingin memudahkan orang yang
mempelajari al-Qur’an.
d.
Corak Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Kitab Tafsir
Tarjuman Al Mustafid memiliki corak umum, maksudnya di dalam kitab Tafsir
Tarjuman Al Mustafid tidak menekankan pada satu corak saja, seperti corak fikih,
filsafal, tasawuf, maupun adab al ijtima’i. Dalam kitab Tarjuman Al
Mustafid mencakup semua corak tersebut. Hal itu dikarenakan sang penulis,
Abdurrouf Al-Sinkili menguasai berbagai ilmu keagamaan secara luas. Buktinya
banyak karya yang telah di tulis oleh Abdurrouf Al-Sinkili, diantaranya : satu
kitab yang berbicara tentang tafsir, dua kitab berbicara tentang hadis, tiga
kitab berbicara tentang fiqh, dan banyak karya karya Abdurrouf Al-Sinkili yang
berbicara tentang tasawuf.
e.
Sistematik Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Kitab Tafsir
Tarjuman Al Mustafid karya Abdurrouf Al-Sinkili menggunakan sistematik mushafi,
yaitu sistem penafsiran menurut urutan surat di
dalam Al-Qur’an. Beliau memulainya dengan Surat Al Fatihah dan diakhiri dengan
Surat An Nas.
4.
Komentar Para Ulama Mengenai Kitab Tafsir Tarjuman Al Mustafid
Ø Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
tafsir Tarjuman Al-Mustafid adalah sangat mudah dipahami oleh orang karena
menggunakan bahasa melayu Arab pegon.
Kekurangannya
adalah
IV.
KESIMPULAN
V.
PENUTUP
Alhamdulillah makalah kami dapat selesai dengan tepat
waktu, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan baik
tulisan, editan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kami menunggu kritik dan
sarannya yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
[1]
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi,
(Yogyakarta: LkiS Printing Cemerlang, 2013), hal 42
[2]
Ibid
[3]
Oman Fathurahman, Tanbih Al Masyi Menyoal Wahdatul Wahdatul Wujud Kasus
Abdurrauf Singkel di Aceh Abad 17, (Bandung: Mizan, 1999), hal 25
[4]
Mohammad Masrur, Tafsir Al-Qur’an Pertama di Nusantara: Tarjuman Al-Mustafid
Karya Abdur Rouf al-Sinkili, (Jurnal Wahana Akademika: Volume 7, Nomor 1,
Pebruari 2005), hal 34
[5]
Ibid
[6]
Ibid
[7] Oman
Fathurahman, Loc. Cit, hal 26-27
[8]
Ahmad Baha’ bin Mokhtar & Muhammad Lukman bin Ibrahim, Ikhtilaf Qiraat
Kitab Turjuman Al-Mustafid Oleh Syeikh Abd Rauf Al-Fansuri: Satu Sorotan,
(International Journal on Quranic Research: Volume 2, Nomor 2, 2012), hal 111
[9]
Ibidme
[10]
Mohammad Masrur, Tafsir Al-Qur’an Pertama di Nusantara: Tarjuman Al-Mustafid
Karya Abdur Rouf al-Sinkili, (Jurnal Wahana Akademika: Volume 7, Nomor 1,
Pebruari 2005), hal 36
[11]
Ibid
No comments:
Post a Comment