Friday, May 20, 2016

Makalah Islam dan Budaya Jawa tentang Peluang Melestarikan Budaya Jawa Di Era Globalisasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Globalisasi memang memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat yang berbudaya. Arus globalisasi kini makin menyusur keseluruh penjuru Indonesia. Hal ini memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat. Maka dari itu diadakan adanya pelestarian.
Pelestarian adalah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu harus di kembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui tentang budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai budaya, salah satunya dengan mengembangkan seni budaya tersebut disertai dengan keadaan yang kita alami sekarang ini. Yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budayanya.
Ketidak jelasan akan pemahaman nilai-nilai kebudayaan sangat dipengaruhi oleh pola fikir yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Seperti arus budaya globalisasi yang sudah mengakar dan mendarah-daging pada pola fikir masyarakat sosial. Demikian itu sudah jelas, bila dilihat dari budaya konsumtif, instan, stail, gaya hidup dan lain-lain. Budaya globalisasi tidak dapat dibendung, ditentang, apalagi ditolak. Yang mesti kita lakukan sekarang ini adalah bagaimana budaya globalisasi mendatangkan manfaat bagi budaya Indonesia, khususnya Budaya Jawa, serta bagaimana memfilterisasi budaya tersebut yang mempengaruhi pada pola fikir kebudayaan bangsa Indonesia. [1]

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Globalisasi ?
2. Bagaimana cara melestarikan budaya jawa di era globalisasi ?

C.Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian globalisasi itu.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara bagaimana melestarikan budaya dalam era globalisasi ini.






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia,dari Abudin Nata globalisasi merujuk kepada suatu keadaan dimana antara satu negara dengan negara lainnyasudah menyatu. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain. Globalisasi akan membawa pengaruh perkembangan budaya dan membawa perubahan baru.
Menurut Selo Soemardjan, “Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar amasyarkaat diseluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama”.  
Globalisasi akan memberikan corak budaya baru, dan memberi dampak yang luas terhadap kebebasan budaya setempat dan mengukuhkan domisi budaya barat dalam budaya masyarakat di negara-negara berkembang melalui penjajahan baru, yaitu kebudayaan.[2]
Salah satu penyebab terjadinya era globalisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi, seperti teknologi media cetak dan media elektronik.
2.      Peluang melestarikan Budaya Jawa
Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita sendiri agar tidak luntur atau hilang. Contohnya seperti tarian, makanan khas, baju daerah, dan sebagainya. Upaya melestarikan budaya antara lain :
  1. Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri.
2. Kemudian mendalami kebudayaan itu. Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut syukur-syukur sampai ke negara lain.
3. Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik, karena pelestarian bisa terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.[3]
Iptek tidak lepas manfaatnya dalam bidang kebudayaan seperti kesenian tari, seni drama/pertunjukkan dan seni musik yang sudah sangat mendunia. Teknologi disini sangat membantu di bagian pengolahan panggung, penataan suara dan lampu. Supaya semua bisa memberikan aksen yang lebih indah dan bagus dalam seni tersebut agar lebih hidup.
teknologi disini juga mengolah perannya dalam animasi 3D.
Semua bisa dikemas dalam berbagai bentuk seperti CD, VCD, DVD dan juga radio.
Contoh lain yang bisa kita jadikan peluang melestarikan budaya jawa dalam segi financial di masyarakat :
-          Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang di tanah Jawa, sekarang ini hampir semua daerah di Indonesia memiliki kreasi batik dengan corak dan model yang beragam. Mulai dari batik Yogyakarta, batik Solo, batik Pekalongan, batik Semarang, batik Cirebon, batik Tasik, batik Jambi, hingga batik Bengkulu, semuanya memiliki corak yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing.
Melihat perkembangan batik Indonesia yang semakin pesat, tidak ada salahnya bila Anda memanfaatkan peluang besar ini untuk membuka usaha galeri batik untuk mendatangkan untung besar setiap bulannya serta melestarikan seni batik sebagai bagian dari warisan budaya bangsa Indonesia. Dalam menjalankan usaha galeri batik, sasaran pasar yang bisa Anda bidik sangatlah luas. Misalnya saja seperti para wisatawan lokal maupun internasional yang ingin berbelanja kerajinan batik sebagai buah tangan, atau bisa juga membidik para wisatawan maupun masyarakat sekitar yang ingin mempelajari seni batik lebih jauh, contohnya saja dengan menawarkan jasa pelatihan membatik secara singkat (1 hari).[4]
-          Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, blangkon diibaratkan sebagai simbol atau sebuah ciri khas. Bahkan konon, blangkon dulunya digunakan sebagai penutup kepala untuk membedakan kaum ningrat atau abdi dalem keraton dengan masyarakat jelata yang hanya menggunakan iket sebagai penutup kepala. Seiring berkembangnya jaman, blangkon kini tidak hanya dikenal sebagai sebuah benda budaya semata, namun digunakan juga sebagai pelengkap fashion, sampai dengan cinderamata untuk wisatawan. Di beberapa kota yang masih menjunjung tinggi akar budaya Jawa seperti Jogja dan Solo, banyak sentra produksi blangkon yang rata-rata merupakan usaha keluarga dan berlangsung turun temurun.
Blangkon-blangkon tersebut kemudian dipasarkan ke beberapa daerah, seperti Jogja, Surabaya, Jakarta, Bandung, dan Semarang. Selain dipasarkan di beberapa wilayah Indonesia, produk Blangkon juga bisa dikirim hingga ke Belanda dan Amerika Serikat. Dengan proses pemasaran hingga ke mancanegara, selain dalam rangka bisnis, juga bisa menjadi media untuk memperkenalkan salah satu budaya Indonesia kepada dunia luar.[5]
Namun, disamping itu juga banyak pihak yang harus berperan penting dalam pelestarian kebudayaan itu sendiri, seperti peran pendidikan, pemerintah serta masyarakatnya itu sendiri.
Peran pendidikan, pendidikan untuk memanusiakan manusia secara filosofis dan mencerdaskan kehidupan bangsa secara normatif. Sebagai sebuah proses, tentu tidak dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi sebuah bangsa. Misalnya dalam pendidikan bahasa, pelajaran sejarah jawa,
Peran pemerintah, berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan, perlu adanya  meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.[6]
Peran Masyarakat, peran masyarakat ini juga sangat penting dalam hal pelestarian, seperti dalam hal yang spele, yaitu ketika berkomunikasi yaitu dengan menggunakan bahasa jawa. Bahasa Jawa, bahasa adalah bahasa ibu yang menjadi bahasa pergaulan sehari-hari masyarakat Jawa. Bahasa Jawa juga merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan dan dijaga karena jika tidak bahasa Jawa dapat terkikis dan semakin hilang dari Pulau Jawa, jadi generasi muda suku Jawa sudah sepantasnya melestarikan bahasa Jawa demi kelangsungan dan tetap terjaganya bahasa Jawa di Pulau Jawa. Apalagi, bahasa Jawa merupakan bahasa budi yang menyiratkan budi pekerti luhur, atau merupakan cerminan dari tata krama dan tata krama berbahasa menunjukkan budi pekerti pemakainya.



BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pada dasarnya globalisasi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru yang menyangkut secara mendunia melalui media cetak dan elektronik.
penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menyelamatkan kebudayaan kita serta menjadikan warisan sejarah sebagai spirit ditengah pertarungan di era global saat ini tanpa menghilangkan identitas budayanya.

B.Kritik/Saran
Demikian yang dapat pemakalah sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Dalam pembuatan makalah pasti ada kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan makalah selanjutnya.











DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional,KBBI Pusat Bahasa Edisi Empat, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Djambatan,2002.





[2]  Departemen Pendidikan Nasional,KBBI PusatBahasa Edisi Empat,(PT. Gramedia Putaka Utama,2008) cet. 1, hlm.455.
[5] Koenjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,(Jakarta:Djambatan,2002),hlm.97-98.
[6] H.Ahmad Tantowi,pendidikan Islam di Era Transformasi Global,(Semarang;PT.Pustaka Rizki Putra,2008),cet 1, hlm.47.


No comments:

Post a Comment