Wednesday, November 30, 2016

Makalah Ulumul Qur'an: Qoshasil Qur'an



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan mukjizat nabi Muhammad yang paling besar. Al-Qur’an juga sebagai kitab suci yang dijadikan pedoman oleh umat islam. Semua ilmu terkandung di dalam Al-Qur’an.
Peristiwa yang terkait dengan sebab-akibat itu sudah sering terdengar. Bila terjadi malapetaka di Tanah Air seseorang, maka orang itu akan mengambil ibarat dan berita-berita dari masa lalu. Orang senang menelaahnya guna untuk mengetahui kekuatan beramal orang-orang terdahulu itu kemudian hal itu diresapkan ke dalam hati. Pengajaran yang dituturkan dengan mulut itu baus sekali didengar, namun tidak semuanya yang ditangkap oleh pikiran. Tidak semua yang diturunkan itu masuk ke dalam hati. Tapi ketika orang mengambil untuk peristiwa yang terjadi maka di sini jelas sasarannya.
Dalam Al-Qur’an banyak terdapat kisah-kisah. Baik itu kisah masa lampau ataupun masa depan. Kisah di dalam Al-Qur’an bukan hanya dijadikan cerita dongeng belaka. Tapi di balik semua itu terkandung hikmah yang bisa renungi dan kita ambil manfaatnya untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekarang ada suatu karangan mengnai kisah yang sudah dan menjadi kesenian khusus dalam ilmu bahasa dan kesusteraan. Orang mentamsilkan kisah itu seperti roda yang berputar. Bagi orang Arab, tamsil itu merupakan metode yang cukup kuat. Yang menyampaikan bentuk kisah itu di dalam Al-Qur’an.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan qashash (kisah) ?
b. Apa saja macam-macam kisah dalam Al-Qur’an ?
c. Apa manfaat dari qashasul qur’an ?


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Qashashul Qur’an
Menurut bahasa kata Qashash jamak dari Qishah, artinya kisah, cerita, berita, atau keadaan. Sedangkan menurut istilah Qashashul Qur’an ialah kisah-kisah dalam Al-Qur’an tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.[1]
Al-Qur’an meliputi keterangan-keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri, serta menerangkan bekas-bekas dari kaum-kaum purba terdahulu.[2]

2. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur’an
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Dari segi waktu
Ditinjau dari segi waktu, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu :
§  Kisah hal gaib yang terjadi pada masa lalu
Contohnya :
o   Kisah tentang dialog Malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah bumi, sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah : 30-34.
o   Kisah tentang penciptaan alam semesta sebagimana terdapat dalam Q.S. Al-Furqan : 59, Qaf : 38.
§  Kisah hal gaib yang terjadi pada masa kini
Contohnya :
o   Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar seperti diungkapkan dalam Q.S. Al-Qadar : 1-5.
o   Kisah tenteng kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin dan iblis seperti diungkapkan dalam Q.S. Al-A’raf : 13-14.
§  Kisah hal gaib yang terjadi pada masa yang akan datang
Contohnya :
o   Kisah tentang akan datangnya hari kiamat seperti dijelaskan dalam Surat Al-Qari’ah, Surat Az-Zalzalah, dan lainnya.
o   Kisah tentang kehidupan orang-orang di surga dan orang-orang yang hidup di neraka, seperti diungkapkan dalam Surat Al-Ghasiyah dan lainnya.
b. Dari segi materi
Ditinjau dari segi materi, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu :
§  Kisah-kisah para Nabi, seprti :
o   Kisah Nabi Adam (Q.S. Al-Baqarah: 30-39, Al-A’raf: 11, dan lainnya).
o   Kisah Nabi Nuh (Q.S. Hud: 25-49)
o   Kisah Nabi Ibrahim (Q.S. Al-Baqarah: 124, 132, Al-An’am: 74-83)
o   Kisah Nabi Isa (Q.S. Al-Maidah: 110-120)
o   Kisah Nabi Muhammad (Q.S. At-Takwir: 22-24, Al-Furqan: 4, Abasa: 1-10, At-Taubah: 43-57, dan lainya).
§  Kisah tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau yang tidak dapat dipastikan kenabiannya.
Contohnya :
o   Kisah tentang Luqman (Q.S. Luqman: 12-13)
o   Kisah tentang Dzul Qarnain (Q.S. Al-Kahfi: 83-98)
o   Kisah tentang Ashabul Kahfi (Q.S. Al-Kahfi: 9-26)
o   Kisah tentang Mariyam (Q.S. Maryam: 16-35)
o   Kisah tentang Bangsa Romawi (Q.S. Ar-Rum: 2-4)
o   Dan masih banyak kisah-kisah yang lainnya.
§  Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah SAW.
Contohnya :
o   Kisah tentang Ababil (Q.S. Al-Fil: 1-5)
o   Kisah tentang hijrahnya Nabi SAW (Q.S. Muhammad: 1-3)
o   Kisah tentang perang Badar dan Uhud yang diuraikan dalam Qur’an Surat Ali Imron.
o   Kisah tentang perang Hunain dan At-Tabuk dalam surat At-Taubah, dan lain sebagainya.[3]

3. Faedah dari Qashashul Qur’an
Kisah dalam Al-Qur’an memiliki beberpa faedah yang bagus, yang terpenting adalah sebagai berikut :
Petama, menjelaskan asas dakwah kepada Allah, dan menerangkan pokok-pokok syariat yang disampaikan oleh para nabi.
وما ارسلنا من قبلك من رسول الا نوحي اليه انه لااله الا انا فعبدون ( الانبياء :  25)
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul sebelum kamu, melaikan Kami wahyukan kepadanya, Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan aku  maka sembahlah olehmu Aku." (QS. Al-Anbiya’,21 : 25)
Kedua, menetapkan hati rasul dan hati umat Muhammad terhadap agama Allah. Dan lebih menekankan benarnya orang-orang mukmin dengan datangnya pertolongan dari Allah dan hancurnya kebatilan.[4]
وكلا نقص عليك من انباء الرسل ما نثبت به فؤادك و جاءك فى هذه الحق و موعظة و ذكرى للمؤمنين ( هود : 120 )
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Hud, 11: 120)
Ketiga, membenarkan nabi-nabi yang dahulu dan menghidupkan kembali ingatan kepadanya dan mengabdikan bekas-bekas peninggalannya.
Keempat, memperlihatkan kebenaran Muhammad SAW dalam segi dakwah dengan apa yang  diberitahukan olehnya tentang hal-ihwal masa-masa yang berlalu berabad-abad yang lalu dan sudah beberapa generasi.
Kelima, menyikap kebohongan ahlul kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang masih murni. Yang mana telah dirubah isinya dan ditukar-tukar letaknya.(Q.S. Ali Imron, 3: 93)
Keenam, kisah yang mencontohkan tentang adab sopan santun. Enak sekali didengar, dan meresap ke dalam hati.[5]
لقد كان فى قصصهم عبرة لاولى الالباب ( يوسف :111 )
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pegajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Q.S. Yusuf, 12: 111)

4. Mengulang-Ulang Kisah dan Hikmahnya
Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat kisah diulang-ulang yang penyebutannya pada tempat yang berlain-lain. Ada kisah yang disebut lebih dari satu kali dalam Al-Qur’an. Terdapat pada surat yang berbeda-beda, baik pada bagian permulaan maupun bagian belakang. Dan disetiap kisah yang diulang-ulang dalam Al-Qur’an mengandung suatu hikmah. Adapun hikmahnya adalah sebagai berikut :
Pertama, menandaskan kebalaghahan Al-Qur’an dalam bentuk yang paling tinggi. Diantara keistimewaan-keistimewaan balaghah, ialah menerangkan sebuah makna dalam berbagai macam susunan. Dan di tiap-tiap tempat disebut dengan susunan kalimat yang berbeda dari yang telah disebutkan. Dengan demikian selalu terasa nikmat ketika mendengar dan membacanya.
Kedua, menampakkan kekuatan i’jaz. Menyebut suatu makna dalam berbagai bentuk susunan perkataan yang tidak dapat ditantang salah satunya oleh sastrawan-sastrawan Arab, menjelaskan bahwasanya Al-Qur’an itu benar-benar dari Allah.
Ketiga, memberikan perhatian penuh kepada kisah itu. Mengulangi kisah adalah suatu cara ta’kid dan salah satu dari tanda-tanda besarnya perhatian, seperti keadaannya kisah Musa dan Fir’aun.
Keempat, berbeda tujuan yang dituju tersebab adanya kisah. Disebutkan ada beberapa arti yang cukup dimengerti maksudnya itu mengenai suatu masalah. Dan menjelaskan arti-arti lain pada seluruh tempat karena berbeda hal ihwal yang berlaku.[6]







BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan dan Penutup
Qashashul Qur’an adalah kisah-kisah dalam Al-Qur’an tentang para nabi dan rasul, serta kisah-kisah masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Macam-macam kisah dalam Al-Qur’an ditinjau dari segi waktu dan segi materi. Dari segi waktu terdiri dari kisah gaib masa lampau, kisah gaib masa kini, dan kisah masa yang akan datang. Sedang dari segi materi terdiri dari kisah-kisah para nabi dan rasul, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang belum dipstikan tentang kenabiannya, dan kisah-kisah yang besangkutan dengan Nabi Muhammad SAW.
Faedah dari Qashashul Qur’an adalah menjelaskan asas dakwah, menetapkan hati para rasul dan umat kepada Allah, membenarkan nabi-nabi terdahulu dan mengabdikan peninggalannya, membenarkan Nabi Muhammad dari segi dakwahnya, menyikap kebohongan hlul kitab, dan mencontohkan adab sopan santun.
Adapun hikmah dari mengulang-ulang kisah dalam Al-Qur’an ialah menandaskan kebalaghahan Al-Qur’an ke tempat tertinggi, menampakkan kekuatan i’jaz, memberikan perhatian penuh pada kisah itu, dan berbeda tujuan yang dituju tersebab adanya kisah.
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Keritik dan saran sangat kami butuhkan dalam memperbaiki makalah kami yang akan datang. Terima kasih atas partisipasinya.






DATAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra. 2002
Quthan, Mana’ul. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an 2. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 1995
Syahdali, Ahmad dan Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. Bandung : CV. Pustaka Setia. 1997


[1] Drs. H. Ahmad Syadali, MA dan Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. hlm. 27
[2] Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. hlm. 191
[3] Drs. H. Ahmad Syadali, MA dan Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul Qur’an II. hlm. 28-30
[4] Mana’ul Quthan. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an. hlm. 146
[5] Ibid, hlm. 147
[6] Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. hlm. 193

No comments:

Post a Comment