Wednesday, November 30, 2016

Filsafat Islam Klasik: Ibnu Rusyd

Pendahuluan
Peradaban Islam merupakan perkembangan umat muslim baik dalam hal seni, budaya, dan ilmu pengetahuan. Salah satu bagian dari peradaban Islam dalam ilmu pengetahuan adalah munculnya pemikiran-pemikiran dari para filosof muslim di berbagai belahan dunia yang mempengaruhi perkembangan dunia hingga masa modern ini.
Pemikiran filsuf muslim di sebaran Timur Tengah banyak menjadi sorotan bagi umat muslim dunia saat ini. Namun, pemikiran-pemikiran Islam yang muncul di belahan dunia lainnya juga menjadi perhatian bagi umat muslim dunia.  Pemikiran Islam modern di barat merupakan salah satu bagian dari Peradaban Islam yang sangat mempengaruhi perkembangan dunia.
Dalam karya ini akan lebih difokuskan pada filosof muslim dari Spanyol mempunyai pengaruh besar di dunia. Yang menyebabkan berkembangnya pemikiran di dunia khususnya di dunia barat. Filsuf tersebut dikenal dengan panggilan Averrois. Yang akan dibahas mengenai filosof tersebut adalah: sejarah hidup dan karya-karyanya, sanggahannya terhadap al-Ghazali tentang pemikiran para filosof muslim, serta filsafat kenabian menurut Averrois.

Biografi Ibn ar-Rusyd
Nama lengkap Ibn Rusyd adalah Abu Al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd, yang paling termansyur diantara pemikir muslim di Eropa dan terkenal dengan Averrois. Dilahirkan di Cordova pada tahun 520 H (1126 M) dan wafat di Maroko pada 595 H (1198 M). Dia tumbuh dalam keluarga ilmuwan.[1] Kakeknya adalah seorang hakim kepala pada pengadilan tinggi Andalusia sekaligus sebagai imam agung masjid Jami’ Cordova. Kedudukan serupa juga dijabat oleh ayahnya dan dia sendiri, dikemudian hari. Dia belajar ilmu kedokteran pada Abu Ja’far Harun dan Abu Marwan ibn Jarbul al Balansi, dan belajar filsafat pada Ibn Tufail. Walaupun pada kasus yang terakhir ini ada yang meragukannya karena dia bertemu Ibn Tufail setelah berumur lebih dari 40 tahun. Karena bekal dasar intelegensinya yang tinggi, bukan hanya ilmu kedokteran dan filsafat yang dikuasainya, tapi juga ilmu-ilmu lain seperti Fiqih, bahasa, dan Astronomi. inilah yang membuatnya mengungguli filosof-filosof yang lain, karena selain  seorang filosof tetapi ia juga seorang faqih.[2]
Dalam buku karangan Nurcholis Madjid, dijelaskan tentang penamaan Ibnu Rusyd, bahwa penyebutan Averrois untuk Ibnu Rusyd adalah akibat dari terjadinya metamorfose Yahudi-Spanyol-Latin. Oleh orang Yahudi, kata Arab Ibnu diucapkan dalam bahasa Yahudi dengan Aben. Sedangkan dalam standar Latin Rusyd menjadi Rochd. Dengan demikian nama Ibnu Rusyd menjadi Aben Rochd. Akan tetapi, dalam bahasa Spanyol huruf konsonan ‘b’ diubah menjadi ‘v’, maka Aben menjadi Aven Rochd. Melalui asimilasi huruf-huruf konsonan dalam bahasa Arab disebut Idgham kemudian berubah menjadi Averrochd, karena dalam bahasa Latin tidak ada huruf ‘sy’, huruf ‘sy’ dan d dianggap dengan ‘s’ sehingga menjadiAverriosd. Kemudian, rentetan ‘s’ dan ‘d’ dianggap sulit dalam bahasa Latin, maka huruf  ‘d’ dihilangkan sehingga menjadi Averros. Agar tidak terjadi kekacauan antara huruf ‘s’ dengan ‘s’ posesif maka antara ‘o’ dan ‘s’ diberi sisipan ‘e’ sehingga Averroes, dan ‘e’ sering mendapat tekanan sehingga menjadi Averrois.[3]


Karya-Karya Ibn Rusyd
Diantara karya-karyanya yang masih bisa dijumpai adalah sebagai berikut :
1.      Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Mustashid fi al-Fiqh.
2.      Kitab al-Kulliyat fi al-Thib, telah diterjemahkan dalam bahasa Latin, Coliget.
3.      Tahafut al-Tahafut, yang merupakan sanggahan terhadap Kitab Al-Gazali, Tahafut al-Falasifah, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan banyak mempengaruhi Thomas van Aquinas.
4.      Al-Kasyf ‘an Manahij al-Adillah fi ‘Aqaid al-Millah.
5.      Fashl al-Maqal fiima bain al-Hikmah wa al-Syari’ah min al-Ittishal, mencoba mempertemukan agama dengan filsafat.
6.      Dhamimah li Masalah al-Qadim.[4]




[1] Ali Mahdi Khan, Dasar-Dasar Filsafat Islam Pengantar ke Gerbang Pemikiran, (Bandung : Penerbit Nuansa, 2004), hlm. 106
[2] Yusuf Suyono, Bersama Ibn Rusyd Menengahi Filsafat dan Ortodoksi, (Semarang : Walisongo Press, 2008), hlm. 13-14
[3] Nurcholis Madjid,  Kaki Langit Peradaban Islam, (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm. 94-95 
[4] Thawil Akhyar Dasoeki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam, (Semarang; Dina Utama Semarang, 1993), hlm.. 86

No comments:

Post a Comment