Wednesday, November 30, 2016

Makalah Hadits Science tentang Karakter Orang Tua Dan Leluhur Menurun Pada Generasi Selanjutnya

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Akal adalah instrumen penting dalam ilmu pengetahuan sebagai karunia dan anugerah Allah swt. kepada manusia agar dapat memahami dirinya dan alam sekitarnya. Dengan akal juga dapat mengkaji dan mengerti hukum alam dan rahasia yang tersimpan didalamnya. Bahkan hukum dan rahasia alam semesta itu sendiri menjadi saksi dan bukti kebenaran yang menunjukan eksistensi dan keagungan Allah swt.
Dalam proses mencari ilmu pengetahuan. Akal juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan, latar belakang keagamaan dan budaya. Karena itulah akal menjadi jauh dan menyimpang dari kebenaran. Akal juga bisa terpesona dengan perbuatan yang tidak baik yang dianggapnya sebagai perbuatan baik.
Akal hanya mengetahui permukaan sesuatu. Sementara ia tidak mengetahui hakikat sesuatu itu sendiri. Akal memang banyak tahu tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan material atau benda-benda mati, akan tetapi ia justru tidak mengetahui tentang hakikat manusia. Oleh karena itu sebagian tokoh ilmuwan menegaskan “manusia adalah mahluk yang penuh dengan misteri”
Ketika akal memasuki wilayah metafisika, maka ia hanya ibarat tamu yang memasuki rumah yang bukan miliknya. Saat itu akal seperti menelusuri jalan yang mungkin mengetahui permulaannya, tetapi tidak mengerti ujung jalannya. ketika ia mencoba untuk memasuki persoalan-persoalan tersebut secara mendetail, langkah akal terseok dan tergelincir. Saat itu ia dapat mencampur adukan hakikat dengan mitos dan menutupi ilmu dengan kebodohan.
Imam muhammad abduh[1] mengatakan ketika akal melalui persimpangan jalan penuh dengan jebakan-jebakan dan asing untuk dijangkau, maka akal memerlukan penolong yang dapat membimbingnya kejalan yang benar. Pembimbing ini akan mengajarkan kepadanya apa-apa yang masih belum ia ketahui dan membawanya keluar dari gelapnya kebingungan dan kontradiksi. Pembimbing itu akan memberikan perasaan damai kepada apa yang telah dicapai oleh akal, sehingga ia dapat memiliki cahaya diatas cahaya.
Pembimbing akal ini adalah wahyu illahi. Wahyu itu diturunkan oleh Allah kepada para Rasul-Nya. Wahyu tersebut berupa risalah penutup yang terdapat dalam alqur’an, wahyu terakhir yang menjadi petunjuk umat manusia, dan berupa sunnah Nabi yang menjelaskan dan menguraikan kandungan Al-Qur’an.

RUMUSAN MASALAH
            Apakah watak orang tua dan leluhur menurun pada generasi selanjutnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
            Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Ad-Dailami, dari Rasulullah saw, beliau bersabda:
انظر فى اي نصاب تضع ولدك فان العرق دساس
Artinya:”perhatikan dipangkal mana kau letakan anakmu, sebab karakter dan watak orang tua menurun pada anaknya.”
            Hadits tersebut adalah saran untuk menanyakan ihwal nasab (asal usul) calon mempelai dari beberapa pilihan saran yang ada. Sebab karakter dan watak orangtua menurun pada anaknya. Hadits tersebut menegaskan bahwa kebaikan memilih pasangan tidak terbatas pada masing-masing pasangan dengan pasangannya tetapi melebar pada keluarganya.
            Hal ini dikarenakan ketentuan hukum genetik memberikan porsi turunan bagi janin dari karakter-karakter bapak dan leluhur (pendahulunya) serta dari karakter-karakter ibu dan leluhur (pendahulunya).
            Didalam sains dijelaskan bahwa karakter-karakter genetik diangkut didalam inti sel dalam bentuk molekul-molekul lembut yang dikenal dengan nama “kromosom” (pewarna) dimana kromosom memiliki kemampuan memberikan pewarnaan melebihi bagian-bagian sel lainnya.
            Jumlah kromosom di dalam inti sel hidup di tentukan oleh masing-masing spesies makhluk hidup. Pada manusia jumlah kromosom yang ada didalam setiap sel tubuh berjumlah 46 yang tersusun dalam 23 pasang, kecuali sel-sel reproduksi (reproductive or germ cell) misalnya spermatozoa (sperma jantan) dan ovum (sperma betina) yang masing-masing hanya mengandung separuh dari jumlah diatas (yaitu 23 kromosom saja). Jika keduanya (spermatozoa dan ovum) bertemu dan terjadi proses pembuahan, maka jumlah definitif kromosom pada manusia akan sempurna (genap 46) di dalam nutfah amsyaj (campuran sperma) yang terbentuk dari proses pembuahan dan dikenal dengan istilah zigot. Dan ini merupakan fase pertama kehidupan janin.
            Zigot menampung karakter-karakter ayah dan leluhurnya serta karakter-karakter ibu dan leluhurnya. Sehingga janin yang dihasilkannya pun memiliki kadar kemiripan dan perbedaan dengan kedua orang tuanya dan leluhur-leluhurnya. Jika leluhur salah satu orangtua ada yang memiliki karakter-karakter buruk atau penyakit-penyakit keji, maka kemungkinan penularan karakter-karakter buruk atau penyakit tersebut pada janin sangat terbuka.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Hadits Rasulullah saw. yang telah disebutkan diatas jauh mendahului seluruh pengetahuan positif bidang ilmu kedokteran dan biologi yang baru menemukan hukum-hukum genetika dalam bentuk awalnya pada tahun-tahun terakhir abad ke-19 (temuan Mendel tahun 1865-1869) dan baru mengkristal secara ilmiah pada abad ke-20 (temuan Morgan 1912-1926). Selisih waktu yang panjang ini (lebih dari 12 abad) tidak mungkin ditafsirkan kecuali mengakui kerasulan nabi Muhammad saw. sang penutup para nabi dan rasul dan statusnya sebagai manusia yang tersambung dengan wahyu langit.

DAFTAR PUSTAKA
            Al-Qardhawy, Dr. Yusuf, As-Sunnah sebagai sumber IPTEK dan Peradaban, jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998.
            Zaghlul An-Najjar, sains dalam hadis, Cet. 1, jakarta: Amzah, 2011.



[1] Hajat Al-Basyar ila Al-Risalah, dalam kitab At-tauhid, Muhammad Abduh dengan komentar dari Rasyid Ridho.

No comments:

Post a Comment