Wednesday, November 30, 2016

Makalah Ilmu Pengantar Da'wah tentang Islam Dalam Membangun Ekonomi Produktif

السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
بسم الله, الحمدلله, القديم فلا اول لوجوده, الدائم الكريم فلا اخر لبقائه ولا نهاية لجوده, القادر فكل ما في العالم من اثر قدرته, المقدس فلا تقرب الحوا دث حماه, والصلاة والسلام على سيدنا ونبينا وشفيعنا وحبيبنا محمد بن عبدالله وعلى اله واصحابه ومن اتبع سنته وجماعته من يومنا هذا الى يوم البعث والنهضة اما بعده.
Yang terhormat dan saya hormati, Ibu Nyai Hj Munawaroh Thawaf semoga diberi umur panjang dan menjadi pegangan kita dan ummat.
Tak lupa kepada teman-temanku yang saya hormati sekaligus saya banggakan.
Pertama-tama, perkenankan saya mengajak para hadirin untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya maka kita semua dapat hadir di tempat ini untuk mengikuti acara bertajuk “Islam dan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan”. Semoga ridho dan perkenan-Nya senantiasa menaungi kita dalam pekerjaan maupun pengabdian kepada negeri tercinta, Indonesia.
Saya sangat mendukung tema ini karena pengembangan ekonomi produktif juga sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang pada akhirnya juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saya berharap kehadiran berbagai pemangku kepentingan, baik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, perbankan dan praktisi dalam pidato ini dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ekonomi produktif.
Di dalam islam sendiri kita banyak mempelajari di dalam kitab-kitab fiqih di dalam bab-bab muamalah sehingga kita sebagai ummat islam bisa membangkan ekonomi produktif. Kendala kita di zaman Kontemporer ini, kita tidak uptudate dalam mememahami -kitab fiqih di dalam bab-bab muamalah. Di dalam kitab suci Al-Qur’an dan hadits nabi kita perintah dalam memahami agama harus update, sebagaimana yang telah di firman dalam Al-qur’an :
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (122).
Artinya: “Mengapa tidak pergi beberapa orang dari tiap-tiap golongan di antara mereka untuk memperdalam pengetahuan agama mereka, dan memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali kepadanya, agar mereka bisa memelihara diri mereka.” (at-Taubah ayat 122).
Dan di dalam Sabda Rosulullah SAW :
عن مُعَاوِيَةَ بن أبي سفيان رضي الله عنهما قال: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ) روى البخاري (71) ، ومسلم (1037)  
Artinya : “Dari Sahabat Mu’wiyah Rodliyallohu ‘anhu berkata : bahwa Rosululloh SAW bersabda : Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap seseorang, maka ia akan memahamkan tentang agama terhadap orang tersebut”. (HR. Imam Bukhori - Muslim )
Kalau melihat firman Allah dan Hadits nabi di atas, bahwasanya kata  يفقهه الدين menggunakan fi’il mudhori’ bukan fi’il madhi zamannya حال dan استقبل. Jadi dengan kata lain, kita memahami agama itu harus update di dalam zaman sekarang ini. Supaya ummat islam di zaman sekarang ini dapat melakukan perkembangan ekonomi produktif.
Kita sebagai mahasiswa UIN Walisongo yang dulunya santri hendaknya bernostalgia terhadap kitab Taqrib di bab-bab Mu’amalah. Akan tetapi dalam pemaknaannya harus uptodate sesuai zaman kontemporer ini.
Sebagai mahasiswa dalam mengamati Perekonomian Nasional masih menghadapi tantangan yang cukup berat, baik yang berasal dari faktor global maupun domestik. Tantangan global terutama disebabkan oleh lambatnya laju pertumbuhan ekonomi global yang mengakibatkan pelambatan permintaan global dan menurunnya harga-harga komoditas serta ketidakpastian di pasar keuangan global yang menimbulkan fluktuasi nilai tukar. Sementara tantangan dari domestik berupa menurunnya kinerja ekspor dan relatif tingginya defisit transaksi berjalan.
Di dalam menyelesaikan persoalan di atas, sebenarnya sudah di bahas di kitab taqrib. Seperti contoh فصل للضمن kalau di maknai zaman dulu di pesantren “Tanggungan” kalau ini di maknai oleh mahasiswa pasti bertanya apa itu? Untuk mahasiswa memaknai itu seharusnya Bank Garansi (BG). Lalu فصل للحوالة kalau di maknai zaman dulu di pesantren “ligeran” Untuk mahasiswa memaknai itu seharusnya Letter of Credit (LC). Lalu فصل للصفعة kalau di maknai zaman dulu di pesantren “Ngejoki Rego” Untuk mahasiswa memaknai itu seharusnya Bursa Saham. Kelau semua mahasiswa lebih uptodate dalam memahami agama sangat luar biasa ini. Pasti sebagai ummat islam di Indonesia dalam perkembangan ekonomi kita akan semakin produktif.
Sekian dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi diri saya sendiri.

والله الموافق الى اقوم الطريق والله أعلم بالصواب اهدنا الصراط المستقيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة


No comments:

Post a Comment