Friday, January 13, 2017

Study Kitab Syarah Hadits tentang Metode-metode Pemahaman (Syarh) Hadist Modern

Pendahuluan

Secara epistemologis, hadist dipandang oleh mayoritas  umat Islam sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an. Sebab ia merupakan bayan (penjelas), terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal (global), ‘am (umum) dan yangmutlaq (tanpa batasan). Bahkan secara mandiri hadist dapat berfungsi sebgai penetap (muqarrir) suatu hukum yang belum ditetapkan oleh Al-Qur’an.[1]
Hadist sebagai sumber kedua, nampaknya selalu menarik untuk dikaji, baik yang menyangkut tentang kritik otentitas atau validitas (sanad dan matan) maupun metodologi pemahaman (syarh) hadist itu sendiri.
Para ulama dahulu telah banyak mencoba melakukan penafsiran atau pemahaman hadis yang terdapat dalam al-Kutub al-Sittah, yakni dengan menulis kitab syarah terhadap kitab tersebut.
Meskipun demikian, upaya untuk menemukan metode yang digunakan ulama dalam penyusunan kitab syarah hadis tersebut hampir-hampir tidak pernah tersentuh. Namun dari beberapa metode yang dipergunakan oleh para ulama klasik dalam menyusun kitab syarh tersebut dapat diklasifikasikan beberapa metode pemahaman hadist, yakni metode tahlîlî, metode ijmâlî,   metode muqârin dan metode maudhû’ii.[2]
Syarah Era Klasik muncul, palingtidak dimulai dari  abad ke-6-12. hal itu momentum dengan kelahiran kitab-kitab syarah sesuai kitab induk. Terjadinya upaya pengembangan syarah dari kitab induk ke kitab hadis hasil ulama muta’akhkhirin, ex. Bulugh al-Maram dengan Subul al-Salam, dll. Adapun Syarah Era Kontemporer, dimulai dari abad ke-13.



BAB II
Metodologi Pemahaman (SyarhHadist

A.      Pengertian Metode Pemahaman (SyarhHadist
1.    Metode dan Metodologi
Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara atau jalan.[3] Dalam bahasa Inggris, kata ini ditulis method, dan bangsa Arab menerjemahkannya dengn tariqat dan manhaj. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut mengandung arti: cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[4] Sedangkan metodologi berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan, logosartinya ilmu. Kata metodologi dalam Kamus Besar Bahasa Indosesia diartikan sebagai ilmu tentang metode; uraian tentang metode.[5]
2.    Pemahaman (Syarh)
Kata syarah (Syarh) berasal dari bahasa Arab, Syaraha-Yasyrahu-Syarhan yang artinya menerangkan, membukakan, melapangkan.[6] Istilah syarh (pemahaman) biasanya digunakan untuk Hadist, sedangkan tafsir untuk kajian Al-Qur’an. Dengan kata lain, secara substansial keduanya sama (sama-sama menjelaskan maksud, arti atau pesan); tetapi secara istilah, keduanya berbeda. Istilah tafsir (tafsir) spesifik bagi Al-Qur’an (menjelaskan maksud, arti, kandungan, atau pesan ayat Al-Qur’an), sedangkan istilah Syarah (syarh) meliputi hadis (menjelaskan maksud, arti, kandungan, atau pesan hadis) dan disiplin ilmu lain.[7]
Jadi maksud dari metodologi pemahaman (syarh) hadis  ialah ilmu tentang metode memahami hadis. Dengan demikian, kita dapat membedakan antara dua istilah, yakni metode syarh: cara-cara memahami hadis, sementara metodologi syarh: ilmu tentang cara tersebut. Metode yang digunakan oleh pensyarahan hadis ada tiga, yaitumetode tahlili, metode ijmali, dan metode muqarin. Adapun untuk melihat kitab dari sisi bentuk pensyarahan, digunakan teori bentuk syarh bi al-ma`sur dan syarh bi al-ra’y.Sedangkan dalam menganalisis corak kitab digunakan teori kategorisasi bentuk syarh fiqhy, falsafy, sufy, atau lugawy.[8]





[1] Said Agil Husain Munawwar dan Abdul Mustaqim. 2001.  Asbabul Wurud. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., hal. 24.
[2] Nizar Ali. 2001. Memahami Hadis Nabi (Metode dan Pendekatan). Yogyakarta: Center for Educational Studies and Development (CESaD) YPI Al-Rahmah., hal. 28.
[3] Ibid.,hal. 1 atau baca Fuad Hasan dan Koentjaraningrat. 1997. Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, dalam Koentjaraningrat (ed.), Metode-metode Penelitian Masyarakat.Jakarta: Gramedia., hal. 16.
[4] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. jakarta: Balai Pustaka. Cetakan ketiga, edisi III., hal. 740.
[5] Ibid., hal. 741
[6] Mahmud Yunus. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-Qur’an.,hal.
[7] Nizar Ali., op.cit., hal 28.
[8] Nizar Ali. 2007. (Ringkasan Desertasi) Kontribusi Imam Nawawi dalam Penulisan Syarh Hadis. Yogyakarta., hal. 4.

1 comment:

  1. Let me tell you something...

    What I'm going to tell you may sound a little creepy, maybe even a little "supernatural"

    BUT what if you could just click "Play" and listen to a short, "magical tone"...

    And suddenly bring MORE MONEY into your life?

    I'm talking about BIG MONEY, even MILLIONS of DOLLARS!!

    Sound too EASY? Think something like this is not for real??

    Well, I've got news for you..

    Many times the most magical miracles life has to offer are also the SIMPLEST!!

    Honestly, I'm going to provide you with PROOF by allowing you to listen to a real-life "magical money-magnet tone" I've synthesized...

    (And COMPLETELY RISK FREE).

    YOU just click "Play" and watch how money starts piling up around you. starting so fast, you will be surprised.

    CLICK here to PLAY this mysterious "Miracle Money-Magnet Sound Frequency" as my gift to you!!

    ReplyDelete