Friday, January 13, 2017

Sejarah Perkembangan Dan Kemajuan Yang Di Capai Kerajaan Syafawi

Kerajaan Syafawi di Persia
1. Sejarah Perkembangannya
Dinasti Syafawi dirintis oleh seorang tokoh sufi yang bernama Ishaq Shafi al-Din (w.1334 M). Ia mewarisi ayahnya Firuz Syah yang juga pemimpin sufi di wilayah Persia. Ia tinggal di Ardabil, Azerbaijan, dan memimpin sebuah tarekat yang disebut Syafawiyah. Ia berhasil membawa gerakan sufi menjadi gerakan sosial yang berpengaruh tidak hanya di Persia, tetapi juga di Syuriah dan Anatolia.31 Perjuangannya diteruskan oleh puteranya bernama Sadr al-Din, yang memimpin tarekat tersebut dari tahun 1334-1391 M. Berikutnya, tarekat Syafawi dipegang oleh Ibrahim, kemudian diteruskan oleh anaknya bernama Junaid (1447-1460), keadaan telah berubah. Sepeninggalnya, gerakan sufi ini menjadi sebuah kekuatan politik yang berpengaruh dan menjelma menjadi dinasti baru yang berkuasa dari tahun 1501-1722.32 Nama Syafawi dijadikan sebagai nama dinasti ini.
Pemerintahan Kerajaan Syafawi adalah pemerintahan Syi’ah. Penguasa pertamanya yakni Ismail bin Haidar (907-930 H/ 1502-1523 M) dan menjadikan Tibriz sebagai ibukotanya. Daerah kekuasaannya meliputi seluruh wilayah Iran, Bashrah, Khurasan, Afghanistan, dan negeri-negeri Furot. Sekitar sepuluh tahun pada awal pemerintahannya, ia manfaatkan dengan memantapkan mazhab Syiah sebagai aliran Negara. Di samping itu, ia memperluas kerajaannya meliputi Persia. Pada tahun 1503 M tentara Ismail berhasil melakukan penaklukan terhadap propinsi Kaspia di Mazandaran, Gurgan, Yazdshirvan, dan Samarqand. Pada tahun 1510 M ia melakukan peperangan dengan raja Turkistan. Dalam peperangan itu, ia memperoleh kemenangan.
Sepeninggal Ismail, raja-raja yang menggantikannya tidak begitu berarti dalam mengembangkan kerajaan Syafawi, seperti Syah Tahmasib (1524-1576 M) dan Mahmud (1577-1587 M).
Raja yang dianggap paling berjasa dalam memulihkan kebesaran Kerajaan Syafawi, sekaligus membawanya kepuncak kemajuan adalah Syah Abbas yang berkuasa pada tahun 1587-1629 M. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Syah Abbas antara lain :
a.    Melengkapi pasukan Qizilbash dengan pasukan baru dari kalangan budak berasal dari tawanan perang yang berkebangsaan Georgia, Armenia, dan Sircassia.
b.    Mengadakan hubungan dengan dua penasehat militer Inggris, Sir Antony dan Sir Robert Sherley untuk memperkuat tentara dalam rangka mengusir Portugis di Hurmuz.
c.    Memindahkan ibukota kerajaan ke Isfahan.

2. Kemajuan yang di Capai
a. Dinamika Politik dan Militer
Kemajuan politik yang telah dicapai tergambar dalam perluasan wilayahnya yang mencakup daerah Khurasan sebelah Timur, sekitar laut Kaspia di sebelah Utara, Asia Kecil di sebelah Barat, dan Kepulauan Hormuz disebelah Selatan. Kekuatan militer dinasti Syafawi yang militan baik dari pasukan inti Qizalbash maupun Ghulam merupakan faktor yang dominan bagi perluasan wilayah. Adapun faktor lain yang mendukungnya antara lain :
1.      Besarnya ambisi para raja untuk mewujudkan kerajaan besar dibawah kekuasaan  aliran Syiah.
2.      Gencarnya melakukan propaganda ajaran Syiah.
3.      Lemahnya kontrol militer daerah yang berada dibawah kekuasaan Turki Usmani maupun Mongol karena jauh dari pusat kekuasaan mereka masing-masing.
4.      Lihainya para raja dalam melakukan strategi perang.

b. Dinamika Ekonomi dan Pembangunan
Syafawiyah mampu membangun proyek-proyek mercusuar. Misalnya istana, masjid-masjid yang indah, jembatan besar, taman, dan lain-lain. Ketika Abbas wafat di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.38 Mereka juga dapat memajukan industry permadani, brokad (kain sutera), porselin, memajukan seni lukis, dekorasi, dan seni arsitektur. Berkat dikuasainya kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumbrun, maka Syafawi menguasai jalur perdagangan antara Timur dan Barat, yang diperebutkan Belanda, Inggris dan Perancis, sepenuhnya dikuasai Syafawi.


1 comment: