Friday, January 13, 2017

Sejarah Perkembangan Dan Kemajuan Yang Di Capai Kerajaan Mughal di India

Kerajaan Mughal di India
1. Sejarah dan Perkembangannya
Kata “Mughal” dalam bahasa Parsi adalah panggilan bagi bangsa Mongol dan turunan Mongolia. Dinasti Mughal (1256 – 1858 M) merupakan kekuasaan Islam terbesar di anak benua India, yang didirikan oleh Zahiruddin Babur (932-937 H/1526-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Sedangkan menurut Ahmad al-Usyairi, dia adalah pengawal Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana, sedangkan ibunya adalah keturunan Jenghis Khan. Kekuasaannya meliputi daerah India, Pakistan, Bangladesh dan Kashmir sekarang.
Kekuasaan dinasti Mughal India memberi sumbangan berarti bagi perluasan kekuasaan politik Islam di anak benua India. Setelah memproklamasikan dinasti tersebut Babur segera melakukan penaklukan terhadap beberapa gubernur, seperti Mahmud Lodi (1529 M), pemimpin dinasti Sayid di Delhi, dan menjadikan Delhi sebagai ibukota kerajaan. Menyusul kemudian penguasa Bengal, Nusrat Syah.
Pada tahun 1530 M Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun. Ia telah meninggalkan kerajaan dengan wilayah yang luas. Sebagai pengganti adalah anaknya bernama Humayun (1530 – 1540 M, dan 1555 – 1556 M). Sepuluh tahun memerintah, ia dikalahkan oleh Syair Syah, raja Afghanistan, dan mengasingkan diri ke Persia selama lima belas tahun.  Pada tahun 1555 M, Humayun berhasil membalas kekalahannya dan merebut kembali Delhi dari kekuasaan Syair Syah. Setahun kemudian ia meninggal dunia, digantikan oleh anaknya yakni Akbar Khan (1556-1605 M).
Nama lengkapnya Jalaluddin Akbar. Sewaktu naik tahta baru berusia 15 tahun, sehingga dalam menjalankan pemerintahan ia dibantu oleh Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masanya, seluruh wilayah India, Bangladesh, Afghanistan, Sind, dan Khasmir berhasil dikuasainya. Tetapi saying, dalam bidang agama dia telah menyimpang dari akidah Islam dan merugikan Islam. Ia mendukung tarekat Chistiyah yang mentolerir bentuk sintesa Hinduisme dan Islam dan melancarkan suatu cara pemujaan yang disebut Din Ilahi, atau agama ketuhanan, dengan sang Kaisar sebagai guru besar sufi tersebut.
Setelah Akbar, maka penguasa selanjutnya adalah Jahangir (1605-1628 M), putera Akbar. Jahangir penganut ahlussunah wal Jama’ah. Pemerintahan Jahangir juga diwarnai dengan berbagai pemberontakan. Pemberontakan juga muncul dari dalam istana yang dipimpin oleh Kurram, puteranya sendiri. Dengan bantuan panglima Muhabbat Khar, Kurram menangkap dan menyekap Jahangir. Tetapi berkat usaha permaisuri, permusuhan ayah dan anak dapat didamaikan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta dan bergelar Muzaffar Shahabuddin Muhammad Syah Jehan Padshah Ghazi. Syah Jehan (1627-1658 M), pemerintahannya diwarnai dengan timbulnya pemberontakan dan perselisihan dikalangan keluarga sendiri. Seperti dari adiknya Syahriar yang mengukuhkan dirinya sebagai kaisar di Lahore. Namun pemberontakan itu dapat diselesaikannya dengan baik.
Pada tahun 1657 M, Syah Jehan jatuh sakit dan mulai timbullah perlombaan dikalangan anak-anaknya, karena ingin saling menjadi kaisar. Dalam pertarungan itu, Aurangzeb muncul sebagai pemenang karena telah berhasil mengalahkan saudara-saudaranya Dara, Sujak, Murad.
Aurangzeb adalah penguas Mughal yang berbeda dengan pendahulunya. Ia mengubah kebijakan yang cenderung tidak kooperatif dengan umat Hindu. Diantara kebijakannya adalah melarang minuman keras, perjudian, prostitusi dan penggunaan narkotika (1659 M). Aurangzeb juga melarang pertunjukan music di Istana, membebani non muslim dengan poll-tax, yaitu pajak untuk mendapatkan hak memilih (1668 M), menyuruh perusakan kuil-kuil Hindu dan mensponsori pengkodifikasian hokum Islam yang dikenal dengan Fatawa Alamgiri.
Tindakan Aurangzeb di atas menyulut kemarahan orang-orang Hindu. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan dimasanya. Namun karena Aurangzeb sangat kuat, pemberontakan itu pun dapat dipadamkan, tetapi tidak sepenuhnya tuntas. Hal ini terbukti ketika Aurangzeb meninggal (1707 M), banyak wilayah-wilayah memisahkan diri dari Mughal dan terjadi pemberontakan oleh golongan Hindu.
Setelah Aurangzeb meninggal (1707 M), maka dinasti Mughal ini dipimpin oleh Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan eksistensi kesultanan. Pada tahun 1152 H/ 1739 M, Nadir Syah dari Iran menyerbu India hingga menduduki Delhi. Pada tahun 1162 H/1748 M, raja Afghanistan, Ahmad Syah al-Abdali juga menyerang India dan berhasil merebut Lahore, Delhi dan wilayah lainnya.  Setelah itu, raja-raja Mughal hidup dibawah kekuasaan orang-orang Hindu atau Inggris, hingga kaisar terakhir Bahadur Syah diasingkan ke Burma pada tahun 1275 H/1858 M hingga meninggal. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal.

2. Kemajuan yang di Capai
a. Dinamika Sosial Keagamaan
Penduduk mayoritas di anak benua India beragama Hindu, Muslim merupakan kelompok minoritas. Mereka tidak membentuk sebuah komunitas tunggal tetapi terdiri dari berbagai kelompok etnik, nasab, dan sejumlah kelas penduduk.  Muslim India membentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat sufi, dan persekutuan terhadap ajaran syaikh, ulama, dan wali individual.
Pada dinasti Mughal berkembang Thariqat Naqshabandiyah, Qadiriyah, Thariqat Chistiyah, Akbar mendukung thariqat Chistiyah yang mentolerir beberapa bentuk pemujaan yang dinamakan Din Ilahi, atau agama ketuhanan yang merupakan sintesa antara Hinduisme dan Islam, dimana sang raja dipandang sebagai guru besar dari thariqat tersebut. Thariqat Chistiyah dibentu berdasarkan pandangan religius pribadi sang guru pendiri dan kebaktian pribadi dari pada muridnya.

b. Dinamika Pemerintahan dan Sosial Politik
Sistem pemerintahan dinasti Mughal adalah militeristik. Pemerintah pusat dipegang oleh Sultan yang bersifat diktator. Pemerintah daerah dipegang oleh sipah salar  atau kepala komandan, sedangkan sub distrik dipegang oleh faudjar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga memakai jenjang militer dimana para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer.
Sistem yang menonjol adalah politik ”Sulakhul” atau toleransi universal, yang diterapkan oleh Akbar. Dengan politik ini semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Secara umum politik “Sulakhul” ini berhasil menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam suku dan keyakinannya. Lembaga yang merupakan produk dari sistem politik “Sulakhul”  adalah terciptanya Din Ilahi, yaitu menjadikan semua agama yang ada di India menjadi satu. Tujuannya adalah kepentingan stabilitas politik. Dengan adanya penyatuan agama ini diharapkan tidak terjadi permusuhan antar pemeluk agama. Usaha lain Akbar adalah membentuk mansabdharis, yaitu lembaga public service  yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan, seperti menyiapkan sejumlah pasukan tertentu. Lembaga ini merupakan satu kelas penguasa yang terdiri dari berbagai etnis yang ada, yaitu Turki, Afghan, Persia dan Hindu.

c. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Pada masa kerajaan ini dikenal beberapa macam pajak seperti pajak atas tanah, bea cukai dan lain-lain. Selain itu kontribusi Mughal di bidang ekonomi adalah memajukan pertanian terutama pertanian untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau dan kapas. Di samping pertanian, pemerintah juga memajukan industri tenun berkembang menjadi pabrik tekstil pada masa Aurangzeb.

d. Dinamika Intelektual (Pendidikan dan Pengetahuan)
Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdiri dinasti ini banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan, bahkan istana Mughal pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Pada masa Mughal, tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru.
Pada masa Syah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintah dipegang oleh Aurangzeb. Di bidang ilmu agama berhasil dikodifikasikan hukum Islam yang di kenal dengan sebutan fatawa I Alamgiri.
Dokter-dokter pengarang besar abad 17 pada masa Mughal India adalah Dara Shukuh yang mengarang kedokteran Dara Shukuh, yang merupakan ensiklopedia medis besar terakhir dalam Islam. Ia juga dikenal sebagai seorang sufi.

e. Bidang Arsitektur , Bahasa dan Sastra
Hasil karya seni dan arsitektur Mughal sangat terkenal dan bisa dinikmati sampai sekarang. Cirri yang menonjol dari arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Bangunan yang menunjukkan cirri ini antara lain : benteng merah (Lah Qellah,), istana-istana makam kerajaan dan yang paling mengagumkan adalah Taj Mahal.29  Taj Mahal adalah kuburan isteri Syah Jehan yang meninggal terlebih dahulu. Kemudian dia juga dikuburkan disana setelah wafat.

Bahasa Urdu pernah dijadikan bahasa ilmu pengetahuan, diantaranya karangan Ikhwanus Shofa disalin ke dalam bahasa Urdu. Bahasa Urdu ini kemudian banyak dipakai di India dan Pakistan hingga sekarang. Sastrawan Mughal yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayashi, dengan karya monumentalnya Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung kebajikan jiwa manusia. Sastrawan lain adalah Abu Fadhl yang juga sejarawan. Karyanya berjudul Akbar Nama dan Ain-I-Akhbari, yang mengupas sejarah Mughal berdasarkan figur pimpinannya.

No comments:

Post a Comment