Kesempurnaan ajaran Islam telah berhasil membuat perubahan
besar bagi peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran yang dibawa
Muhammad saw tersebut disampaikan kepada umat manusia, mampu membuat kemajuan
disemua bidang kehidupan, bukan hanya bidang duniawi semata tetapi juga bidang
social budaya, mental dan spiritual. Bangsa Arab, tempat diturunkannya ajaran
Islam, sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang diliputi zaman jahiliyah, setelah
Islam datang mereka mampu tampil menjadi bangsa yang berperadaban dan meraih
kehidupan yang maju serta menjadi pelopor di antara bangsa-bangsa yang lain.
Madinah sebagai awal terbentuknya masyarakat yang menerapkan
kehidupan yang dijiwai dengan ajaran Islam, dipimpin langsung oleh Rasulullah
saw, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abasiyah hingga
keberbagai wilayah di permukaan bumi, termasuk dinasti Turki Usmani, dinasti
Mughal dan dinasti Safawiyah.
Makalah ini akan mencoba membahas tiga dinasti terakhir yang tersebut di atas, perkembangannya, kemajuan-kemajuan yang dicapai pada zamannya masing-masing serta kemundurannya dari berbagai sumber yang dapat menjelaskannya. Dalam pembahasan ini penulis mulai dari dinasti Kerajaan Turki Usmani kemudian Kerajaan Mughal dan terakhir Kerajaan Safawi dengan pertimbangan dari yang paling lama keberadaannya dan paling besar.
Makalah ini akan mencoba membahas tiga dinasti terakhir yang tersebut di atas, perkembangannya, kemajuan-kemajuan yang dicapai pada zamannya masing-masing serta kemundurannya dari berbagai sumber yang dapat menjelaskannya. Dalam pembahasan ini penulis mulai dari dinasti Kerajaan Turki Usmani kemudian Kerajaan Mughal dan terakhir Kerajaan Safawi dengan pertimbangan dari yang paling lama keberadaannya dan paling besar.
Kerajaan Turki Usmani
1. Sejarah Perkembangannya
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh Usman
(memerintah antara tahun 1290 – 1326), ia anak dari Ertoghrul yang merupakan
keturunan kabilah Oghuz di daerah Mongol. Karena jasanya dalam membantu Raja
Alaudin, raja kerajaan Seljuk dalam merebut wilayah Bizantium, maka ia diberi
tanah di daerah Asia Kecil. Setelah Raja Alaudin tewas akibat serangan tentara
Mongol, Usman menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani dinyatakan berdiri dan raja
pertamanya Usman yang sering disebut juga Usman I.
Setapak demi setapak Usman memperluas wilayahnya
dengan menduduki wilayah Bizantium dan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada
tahun 1326 kota tersebut dijadikan ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan
Orkhan (726 H/ 1326 M- 761 H/ 1359 M) berhasil menaklukkan Azmir (Smirna) pada
tahun 1327 M< kemudian Thawasyanli tahun 1330 M, wilayah Uskandar tahun 1338
M, Ankara tahun 1354 M, dan Gailpoli tahun 1356 M di Eropa berhasil diduduki
kerajaan Turki Usmani.
Perluasan wilayah diteruskan oleh pengganti
Orkhan yaitu Murad I (memerintah tahun 761 H/ 1359 M- 789 H/ 1389 M) antara
lain Macedonia, Sopia, Salonia, Yunani dan Adrianopel yang kemudian dijadikan
ibu kota kerajaan. Ketika akan menaklukkan Konstantinopel, masa pemerintahan
raja Bayazid, terjadi pertempuran hebat antara tentara Mongol yang dipimpin
oleh Timur Lenk yang saat itu menduduki Asia Kecil. Tentara Turki Usmani
mengalami kekalahan, Raja Bayazid dan puteranya Musa ditawan hingga tewas di
dalam tahanan tahun 1403.2 Pemerintahan diteruskan oleh anak Bayazid yaitu
Muhammad I (1403 – 1421 M). Ia berusaha menyatukan kembali kerajaan setelah
diserang oleh tentara Mongol. Usahanya tersebut diteruskan oleh Murad II (1421
– 1451 M).
Pada masa pemerintahan Muhammad II atau
disebut Muhammad al-Fatih (1451 – 1481) mampu mengalahkan Bizantium dan Konstantinopel
hingga menguasai wilayah Balkan. Perluasan ke wilayah timur meliputi Iran,
Mekah, Madinah, dan Arabia. Sedangkan diselatan berhasil menguasai Afrika
bagian utara. Saat itu Turki Usmani mengalami masa kejayaannya. Sepeninggal
Muhammad al-Fatih diteruskan oleh Bayazid II (1481 – 1512 M), kemudian
diteruskan oleh Sultan Salim I (1512 – 1520 M). Pada saat itu wilayah kekuasaan
mencapai Persia, Syiria hingga wilayah dinasti Mamalik di Mesir. Usaha Sultan
Salim I diteruskan oleh Sulaiman al-Qanuni (1520 – 1566 M). Ia berhasil merebut
wilayah Irak, Belgrado, Pulau Rhodes, Tunis, Budapest hingga Yaman. Secara
keseluruhan wilayah Turki Usmani meliputi Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria,
Hejaz dan Yaman di Asia, di Afrika meliputi Mesir, Libya, Tunis, dan Aljazair,
di Eropa mencakup Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania.
2. Kemajuan yang di Capai
a. Bidang Politik dan Militer
Kemajuan kerajaan Turki Usmani bukan hanya
karena factor pemimpinnya, tapi juga factor lain sebagai karakter rakyatnya,
seperti keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang
sanggup bertempur kapan saja dan dimana saja. Pasukan militer yang tangguh itu
terdiri dari gabungan orang-orang Turki, para budak, dan anak-anak Kristen yang
dididik dalam asrama. Program ini disebut Jennisari atau Inkisyariyah. Selain
pasukan militer tersebut juga dilengkapi dengan pasukan penyerbu di wilayah
perbatasan yang digaji dengan pembebasan pajak. Kemajuan bidang militer ini
terjadi pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni (1520 – 1566).
Pada abad ke-16 hampir semua wilayah muslim di
Timur Tengah menjadi bagian kekuasaan dinasti Turki Usmani, sehingga diklaim
sebagai sebuah kekhalifahan Abbasiyah. Karena itu, sejak kepemimpinan Sultan
Salim, para penguasa Usmani bergelar khalifah. Sultan memegang kekuasaan
tertinggi dibantu oleh Perdana Menteri (yang disebut Shadr al-A’zham) yang
membawahi Gubernur (Pasya).
Urusan pemerintahan pada masa Sultan Sulaiman
I diatur dengan sebuah kitab Undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa al-Abhur,
dan berlaku hingga datangnya reformasi pada abad ke-19.
b. Bidang Ilmu Pengetahuan, Budaya dan Agama
Bangsa Turki Usmani banyak menghasilkan seni
arsitektur Islam, tetapi kurang dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga dalam
catatan sejarah tidak ditemukan ilmuwan terkenal. Masjid Jami’ Muhammad
al-Fatih, Mesjid Agung Sulaiman, dan Mesjid Sultan al-Anshari terkenal dengan
hiasan kaligrafi yang indah. Masjid Aya Sofia yang mulanya gereja merupakan
yang paling indah kaligrafinya sebagai penutup gambar-gambar Kristiani yang ada
sebelumnya. Ada satu prestasi pembangunan yang sangat berpengaruh bagi
dunia yaitu Terusan Suez, yang dibuka pada tahun 1285 H/ 1868 M, ketika Abdul
Azis bin Mahmud berkuasa.
Dalam bidang keagamaan Turki Usmani juga tidak
tampak kemajuan yang berarti. Ulama hanya suka menulis buku berupa syarah
(penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya-karya klasik.
No comments:
Post a Comment