Thursday, June 30, 2016

Makalah Ulumul Qur’an tentang Tilawatil Qur’an; Motivasi, Keutamaan, Dan Madlarat Bagi Yang Tidak Bertilawatil Qur’an

PENDAHULUAN
Tilaawatil Qur’an adalah salah satu cabang ilmu yang termasuk di dalam Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang sering kita dengar pada perlombaan MTQ atau pada berbagai acara-acara sosial. Pada umumnya, masyarakat, termasuk mahasiswa, hanya mengetahui Tilaawatil Qur’an sebatas hanya melagukan Al-Qur’an dengan suara yang meliuk-liuk menggetarkan jiwa. Namun mereka enggan untuk bertilaawatil qur’an.
Kenyataan di sekitar adalah bahwa masyarakat ataupun mahasiswa tersebut hanya mendengarkannya saja atau sekedar duduk diam ketika ada seseorang yang sedang bertilaawah pada acara-acara tertentu tanpa mengetahui tilaawah apa itu. Namun ada juga, bahkan banyak, mereka yang tidak mau berdiam mendengarkan apalagi mempraktekkan eksistensi Tilaawatil Qur’an. Keadaan inilah yang membuat kami, Tim Penyusun, ingin membahas seputar Tilaawatil Qur’an, motivasi-motivasinya, keutamaan-keutamaannya, dan mudlaratnya bagi yang tidak bertilaawatil qur’an.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tim Penyusun menyimpulkan permasalahan sebagai berikut: Mengapa orang-orang enggan bertilaawatil qur’an? Bagaimanakah Madlaratnya bagi orang yang tidak bertilaawatil qur’an? Dan bagaimana membangkitkan semangat mereka untuk bertilaawatil qur’an?
Tujuan
Tim Penyusun menyusun makalah ini dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui seputar Tilaawatil Qur’an, motivasi-motivasi yang mendasarinya, keutamaannya, dan mudlarat bagi yang tidak bertilaawah sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul di benak kami.
PEMBAHASAN
Definisi Tilaawatil Qur’an
Tilaawah secara bahasa berasal dari kata talaa – yatluu - tilaawah, yang berarti membaca atau menelaah (Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, 1973: 79). Secara tekstual tilaawah sebagai mashdar diartikan dengan pembacaan. Tilaawah adalah muradif  (padanan)-nya qira’ah. Keduanya diterjemahkan menjadi bacaan. Namun dalam pengertian yang lebih spesifik, kedua kata itu (tilaawah dan qira’ah) memiliki tekanan tersendiri. Kata Tilaawah terdapat di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 121:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولئِكَ يُؤمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأولئِكَ هُمُ الخَاسِرُونَ
Artinya : orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. (Q.S Al-Baqarah:121)
Ibnu Abbast yang terkenal sebagai ahli tafsir Al-Qur'an menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan : يَتْلُو نَهُ حَقَّ تِلاَ وَ تِهِ adalah :
1.      An Yaqro’ahu kamaa anzalallaah / hendaklah membacanya itu sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Tidak dirubah, tidak ditambah-tambah dan tidak dikurangi.
2.      An laa yuharrifahu 'an mawaadli'ih / janganlah memutar balikan letaknya, yang dahulu didahulukan dan yang kemudian di kemudiankan dari segi letak kalimatnya, juga letak urutan suratnya. Demikian juga jangan diputar balikkan pengertian yang terkandung di dalamnya.
3.      An laa yuawwilahu 'alaa ghairi ta'wiilih / janganlah menafsirkannya tidak menurut tafsir yang sebenarnya.
4.      An Yuhilla halaalahu wa yuharrima haraamah / hendaklah ia halalkan apa yang dihalalkan Al Qur'an dan ia haramkan apa yang diharamkan Al Qur'an. Artinya amalkan apa yang disuruh oleh Allah di dalam Al Qur'an, dan tinggalkan apa yang diharamkan-Nya.
Dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa Tilaawatil Qur’an berarti membaca Al-Qur’an dengan tartil, menelaah isi dan kandungannya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Ziad Khaled Moh al-Daghameen dalam tulisannya “Al-Qur’an : Between The Horizons of Reading and Recititation", menyebutkan, terminologi tilaawah adalah mengikuti petunjuk dan aturan-aturan (sunan) kitab suci. Ini berarti keharusan berkesinambungan dalam memahami makna dan kebenaran-kebenaran (haqa’iq)-nya dalam hati. Jadi, tilaawatil qur’an tidak hanya membaca lafadznya saja tetapi juga menelaah isi dan kandungannya dengan penuh penghayatan.




No comments:

Post a Comment