KOMPARASI 4 KITAB HADITS
NO
|
HAL
|
SHAHIH BUKHARI
|
1.
|
Pengarang
|
Abu Abdullah Muhammad bin ismail bin ibrahim bin al-mughirah al-ja’fari,
lahir pada hari Jum’at, 13 Syawal 194H di Bukhara. Dan wafat pada hari Sabtu
256H.[1]
|
2.
|
Nama kitab
|
Menurut Menurut Ibnu Salah: Al-jami’ al-musnad al-Sahih al-Mukhtasar
min Umur Rasul Allah saw wa Sunanih wa Ayyamih.
Ibnu Hajar al-Asqalani: Jami Shahih Musnad min Hadis Rasulullah saw
Sunnanihi wa Ayyamihi.[2]
Dimasyarakat umum dikenal dengan nama Jami’ shahih al-Bukhari.
|
3.
|
Rihlah hadits
|
Bukhara, balka, marwi, naisabur, al-Zay, baghdad, bashrah, kufah,
madinah, makkah, wasith, damaskus, qaisariyah, asqalan, hams dan mesir. [3]
|
4.
|
Guru & Murid
|
Teachers ; Muhammad ibnu arafah, qutaibah, abdah, yahya ibn yahya, ali
ibnu syaqiq, abi al mughirah, muhammad ibn isa ibn at-thaba’, muadz ibn asad,
amr ibn ashim al-kalabi, dan said ibn talid.
Students ; abu zur’ah, abu hatim, al- turmudzi, al-nasai, imam muslim,
mathin, abu bakar ibn ashim, abu abbas al-siraj, abu bakar ibn abi sha’id dan
ibrahim ibn ma’qal al-nasfi.[4]
|
5.
|
Metode penyusunan
|
Imam Bukhari hanya menghimpun hadits yang shahih saja.
|
6.
|
Sistematika
|
Dalam shahih bukhari ada 7275 hadis dengan yang di ulang, dan 4000 hadis
tanpa di ulang. Dalam kitab ini ada 3451 bab dengan 97 judul. [5]
|
7.
|
Kriteria kesahihan hadits
|
Di riwayatkan oleh perawi yang tsiqah, sanadnya bersambung, perawi adil
dan dhabit, hadits yang diriwayatkan harus terbebas dari syadz dan cacat[6]
|
8.
|
Penilaian ulama’
|
·
Abu Bakar ibnu
Khuzaimah telah memberikan kesaksian terhadap Imam Bukhari dengan mengatakan:
"Di kolong langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui hadits dari
Muhammad bin Isma'il."
·
'Abdan bin 'Utsman Al Marwazi
berkata; 'aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku, seorang pemuda yang
lebih mendapat bashirah dari pemuda ini.' Saat itu telunjuknya diarahkan
kepada Bukhari
·
Qutaibah bin Sa'id
menuturkan; 'aku duduk bermajelis dengan para ahli fikih, orang-orang zuhud
dan ahli ibadah, tetapi aku tidak pernah melihat semenjak aku dapat mencerna ilmu orng yang seperti Muhammad
bin Isma'il. Dia adalah sosok pada zamannya seperti 'Umar di
kalangan para sahabat. Dan dia berkata; ' kalau seandainya Muhammad bin
Isma'il adalah seorang sahabat maka dia merupakan ayat.
·
Ahmad bin Hambal berkata;
Khurasan tidak pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma'il.
·
Abu Bakar bin Abi Syaibah dan
Ibnu Numair menuturkan; kami tidak pernah melihat orang yang seperti Muhammad
bin Ism'ail
|
9.
|
Kekurangan & kelebihan
|
Kelebihan ; paling utama di antar kitab 9 imam
Kekurangan ; banyak hadits yang di ulang-ulang.
|
NO
|
HAL
|
SHAHIH MUSLIM
|
1.
|
Pengarang
|
Imam abul husein muslim bin al-hallaj al-qusairi al-naisaburi lahir di
naisabur tahun 204H dan wafat pada tahun 260H.
|
2.
|
Nama kitab
|
Menurut sebagian ulama, misalnya
Dr. Muhammad Mustafa al-‘Azami: Al-musnad
al-sahih al-mukhtasar min al-sunan bi al-naql al-‘adl ‘an al-‘adl ‘an rasul
Allah saw.
Menurut Abu ‘Amr Ibnus-Salah
ialah: Al-shahih al-Mujarrad al-musnad ila Rasulullah saw
Di
Masyarakat, lebih dikenal dengan sebutan shahih muslim atau Jami’
shahih muslim.[7]
|
3.
|
Rihlah hadits
|
Bagdad, hijaz, mesir, khurasan dan ray.
|
4.
|
Guru & Murid
|
Teachers ; imam ahmad ibn hambal, abdullah ibn masalamah, yahya bin
yahya, abu mus’ab, said ibn manshur, amr ibn sawwad, harmalah ibn yahya,
ishak ibn ruwaih, muhammad ibn mahran, dan abu ghassan.
Students ; abu isa al-tirmidzi, yahya ibnsha’id, muhammad ibn makhlad,
ibrahim ibn sufyan, muhammad ibn ishaq ibn khuzaimah, al-farra’, muhammad ibn
al-qahhab, abu awanah ya’qub, dan abu hamid ahmad ibn hamdan.
|
5.
|
Metode penyusunan
|
Menghimpun matan-matan hadis yang senada atau satu tema lengkap dengan
sanad-sanadnya pada satu tempat, tidak memotong atau memisahkan dalam
beberapa bab yang berbeda, serta tidak mengulang penyebutan hadis kecuali
dalam jumlah sedikit karena adanya kepentingan yang mendesak yang menghendaki
adanya pengulangan, seperti untuk menambah manfaat pada sanad atau matan
hadis.[8]
|
6.
|
Sistematika
|
Kitab ini diawali dengan muqaddimah, setelah muqaddimah beliau
mengelompokkan hadits-hadits yang berkaitan dalam suatu tema atau masalah
pada suatu tempat. Namun beliau tidak membuat nama atau judul kitab (dalam
arti bagian) dan bab bagi kitabnya secara kongkret, sebagaimana yang kita
dapati pada sebagian naskah shahih muslim yang sudah dicetak. Judul kitab
dan bab sebenarnya dibuat oleh para pengulas kitab ini pada
masa-masa berikutnya. Salah satu pengulas kitab yang dinilai baik adalah Imam
Nawawi dalam kitab syarah shahih muslim. Kitab ini diawali dengan
muqaddimah, dilanjutkan dengan kitab al-Iman,
|
7.
|
Kriteria kesahihan hadits
|
Hadis yang di riwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, hanya hadis
yang musnad dan marfu’ dan tidak meriwayatkan hadis yang mauquf dan muallaq
|
8.
|
Penilaian ulama’
|
1. Ishak bin Mansur al Kausaj pernah berkata kepada imam Muslim:
“sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan
engkau bagi kaum muslimin.”
2. Muhammad bin Basysyar Bundar berkata; “huffazh dunia itu ada empat;
Abu Zur’ah di ar Ray, Muslim di An Naisabur, Abdullah Ad Darimi di Samarkand,
dan Muhammad bin Isma’il di Bukhara.”
3. Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra` berkata; “(Muslim) merupakan ulama
manusia, lumbung ilmu, dan aku tidak mengetahuinya kecuali kebaikan.”
4. Ahmad bin Salamah An Naisaburi menuturkan; “Saya melihat Abu Zur’ah
dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dalam perkara hadits
shahih ketimbang para masyayikh zaman keduanya.
5. Ibnu Abi Hatim mengatakan: ” Saya menulis hadits darinya di Ray, dan
dia merupakan orang yang tsiqah dari kalangan huffazh, memiliki pengetahuan
yang mendalam dalam masalah hadits. Ketika ayahku di Tanya tentang dia, maka
dia menjawab; (Muslim) Shaduuq.”[9]
|
9.
|
Kekurangan & kelebihan
|
Kekurangan ; terdapat sekitar 132 hadits yang musnad-dhaif namun
tidak sampai maudhu’
Kelebihan ; ; susunan tertib dan sistematis, pemilihan redaksi hadisnya
sangat teliti dan cermat, seleksi dan akumulasi sanadnya sangat teliti, tidak
tertukar-tukar, tidak lebih dan tidak kurang, penempatan dan pengelompokan
hadis-hadis kedalam tema atau tempat tertentu, sehingga sedikit sekali hadits
yang diulang.
|
NO
|
HAL
|
SUNAN ABU DAUD
|
1.
|
Pengarang
|
Abu dawud sulaiman bin al-asy’aq bin ishaq bin syidad bin imran al-azdi
al-sijistani[10]
|
2.
|
Nama kitab
|
Judul kitab hadis susunan Abu Daud tersebut
ialah as-Sunan dan dikenal dengan sebutan Sunan Abi Daud.[11]
|
3.
|
Rihlah hadits
|
Baghdad[12]
|
4.
|
Guru & Murid
|
Teachers ; ahmad bin hanbal, yahya bin main, qutaibah bin saidal-saqafi,
ustman bin muhammad bin abi syaibah, abdullah bin maslamah, musa bin ismail
al-tamimi, musaddad bin mushardadal-asadi, abu ustman amr bin marzuki,
abdullah bin ahmadal-napili, dan muslim bin ibrahim.
|
5.
|
Metode penyusunan
|
Hanya memuat hadis yang marfu’ dan di susun menurut bab fiqih mulai
thaharah, salat, zakat dan sebagainya. Dan dalam kitabnya beliau hanya
mencukupkan satu atau ndua hadis saja dalam setiap bab tetap ada juga yang
terdapat sejumlah hadis yang sahih.
|
6.
|
Sistematika
|
Sesuai urutan bab fiqih dan dalam kitabnya beliau membagi hadisnya dalam
beberapa kitab, dan setiap kitab di bagimnejadi bebrapa bab. Perinciannya 35
kitab, 1871 bab, serta 4800 hadis.
|
7.
|
Kriteria kesahihan hadits
|
Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatannya,
sanadnya bersambung, tidak berillat dan tidak pula janggal.
|
8.
|
Penilaian ulama’
|
1.
Musa bin al harun ; abu
dawud di ciptakan didunia untuk hadits dan di akhirat untuk surga. Aku tidak
pernah melihat orang yang lebih utama dari dia.
2.
Abu hatim bin hibban ;
abu dawud adalah seorang imam dunia dalam bidang fiqih, ilmu, hafalan, dan
ibadah. Beliau telah mengumpulkan hadis-hadis hukum dan tegak mempertahankan
sunnah.
3.
Al-hakim ; abu dawud
adalh imam ahlihadis pada zamannya, tidak ada yang menyamainya.
4.
Ibrahim al-asbihani dan
abu bakar bin sadaqah menyanjung abidawud dan mereka memujinya yang
belumpernah diberikan pada siapapun
5.
Maslamah bin qasim ;
dia adalah tsiqah, seorang zahid, mempunyaiilmu pengetahuan tentang hadis,
seorang imam pada zamannya.[15]
|
9.
|
Kekurangan & kelebihan
|
Kelebihan: Kitab tersebut diterima
baik oleh semua orang, sehingga menjadi hakim di antara para ulama dan
generasi para fuqaha, memenuhi syarat sebagai pegangan bagi para mujtahid,
ketika melakukan ijtihadnya, Ia menjadi hakim bagi kaum muslimin dan pelerai
bagi segala pertentangan.
Kekurangan: terdapat hadits maudhu’ (menurut Ibn al-Jauzi yang telah
melakukan penelitian terhadap sunan abu dawud)
|
NO
|
HAL
|
SUNAN AT-TIRMIDZI
|
1.
|
Pengarang
|
Abu isa muhammad ibn isa ibn saurah ibn musa ibn al-dahkak al-sulami al
bugi al-trirmizi.[16]
|
2.
|
Nama kitab
|
Judul lengkap kitab hadis sunan
at-Turmuzi ialah: Al-Jami’ al-Mukhtashar min al-Sunan ‘an Rasulullah saw
Sebagian ulama hadis menyebutnya
dengan: Jami’ al-Shahih .
Sebagian ulama lagi menyebutnya
dengan: Shahih al-Tirmidzi
Sedangkan di
Masyarakat lebih dikenal dengan: Sunan al-Tirmidzi.[17]
|
3.
|
Rihlah hadits
|
Khurasan.
Hijaz
Irak
Bukhara[18]
|
4.
|
Guru & Murid
|
Teachers ; qutaibah bin said, ishaq bin rahawaih, mahmud bin gailan,
ismail bin musa al-fazari, abu mus’ab al-zuhry, bisyri bin muadz, ali bin
hujr, muhammad bin ismail, hannad dan ahmad bin muni’
Students ; abu bakar ahmad bin ismail al-samarqandi, abu hamid ahmad ibn
abdullah, ibn yusufal-nasafi, al-husein bin yunus, hammad bin syakir,
|
5.
|
Metode penyusunan
|
-
Mentakhrij
hadits yang menjadi amalan (ma’mul) oleh para fuqaha’
|
6.
|
Sistematika
|
Berdasarkan urutan bab fiqihy dimulai darithaharah seterusnya sampai bab
akhlaq, doa, tafsir, fada’il dan lain-lain
|
7.
|
Kriteria kesahihan hadits
|
1.
Hadits-hadits yang
sudah disepakati ke-shahihannya oleh Bukhari dan Muslim
2.
Hadits-hadits yang shahih menurut
standar keshahihan Abu Dawud al-Nasai, yaitu hadits-hadits yang para ulama
tidak sepakat untuk meninggalkannya, dengan ketentuan hadits itu bersambung
sanadnya dan tidak mursal
3.
Hadits-hadits yang tidak
dipastikan ke-shahihannya dengan menjelaskan sebab-sebab kelemahannya
4.
Hadits-hadits yang dijadikan
sebagai hujjah oleh fuqaha’, baik hadits itu shahih atau tidak. Tentu saja
ketidakshahihannya tidak sampai pada tingkatan dha’if matruk.
|
8.
|
Penilaian ulama’
|
·
Ibn hibban ; tirmizi
adalah seorang penghimpun dan penyampai hadis , sekaligus pengarang kitab.
·
Al-khalli ; beliau
adalah seorang siqah mutafaq ‘alaih
·
Al-idris ; tirmizi
adalah seorang ulama’ hadis yang meneruskan jejak ulama’ sebelumnya dalam
bidang ulum al-hadis
·
Al-hakim abu ahmad ;
aku mendengar amran bin alan berkata “sepeninggalbukhari tidak ada ulama’
yang menyamai ilmunya,ke waraannya, dan kezuhudannya dikhurasan,kecualai abu
isa al-tirmizi
·
Ibn fadil ; tirmizi
adalah seorang pengarang kitab jami’ dan tafsirnya, dia juga ulama’ paling
berpengatahuan.
|
9.
|
Kekurangan & kelebihan
|
Kelebihan: baik sistematikanya dan sedikit pengulangannya, (al-jami’) terdapat
banyak sekali ilmu yang bermanfaat, faedah yang melimpah, dan juga terdapat
pokok-pokok permasalahan dalam Islam, diterangkan mengenai madzhab-madzhab
fuqaha’ serta istidlal yang mereka tempuh, dijelaskan kualitas
hadisnya, dan disebutkan pula nama-nama perawi, baik gelar maupun
kunyahnya.
Kelemahan: terkadang
menhasankan hadits yang sebenarnya dhaif bahkan sampai pada status hadits
maudhu’.
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan elan
sumarlan, Metode Kritik Hadis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013
Dosen Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi
Kitab Hadis, Yogyakarta: TERAS, 2003
Idris, Abdul Fatah, Studi
Analisis Tahrij hadis-hadis prediktif dalam kitab al-bukhari,2012
Ismail, M. Syuhudi, Cara
Praktis Mencari Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1991
Khaeruman, Badri, Otentisitas
Hadis (Studi Kritis Atas Kajian Hadis Kontemporer), Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004
Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9
Imam Hadist
Masruri, Ulin Ni’am,
Metode Syarah Hadits Semarang: CV Karya Abadi Jaya
Solahudin, Agus dan agus
suyadi, ulumul hadis, Bandung: pustakasetia, 2008
[2] Abdul Fatah Idris, Studi Analisis Tahrij
hadis-hadis prediktif dalam kitab al-bukhari,2012.h.100
[3] Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis (Studi
Kritis Atas Kajian Hadis Kontemporer), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h.195-196
[4] Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis (Studi
Kritis Atas Kajian Hadis Kontemporer), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 197
[6] Abdul Fatah Idris, Studi Analisis Tahrij
hadis-hadis prediktif dalam kitab al-bukhari,2012. H.130
[7]M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis
Mencari Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, hal. 7
[8] Dosen Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi
Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2003), h. 70-71
[9] Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9
Imam Hadist
[10] Dosen Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi
Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2003), h.85
[11]M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis
Mencari Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, hal. 7
[12] Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis (Studi
Kritis Atas Kajian Hadis Kontemporer), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h.223
[13] Dosen Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi
Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2003), h.88-89
[15] Dosen Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi
Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2003), h.89
[16] Dosen Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi
Kitab Hadis, (Yogyakarta: TERAS, 2003), h.102
[17]M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis
Mencari Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, hal. 8
[18] Badri Khaeruman, Otentisitas Hadis (Studi
Kritis Atas Kajian Hadis Kontemporer), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h.231
No comments:
Post a Comment